Semua berawal dari panggilan ayah di suatu sore yang menyengat penuh keringat. Waktu itu aku lagi ngurus surat kuning pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja yang mana merupakan salah satu syarat buat ngelamar kerja di PT. Pertamina. Doain aja ya aku keterima kerja di sana. Gajinya lumayan loh, ntar aku janji traktirin kalau aku udah kerja di sana. Doain ya!
"Ayah besok dinas ke Kalimantan. Mau ikut?" ujar ayah dari seberang telepon sana.
"Ha? Iya..Iya." jawab aku. Lalu suara-suara ayah di seberang sana gak terdengar jelas karena di kantor sini riuh banget.
Yak. Jadilah fix aku ikut beliau kerja di Kalimantan. Emang sih Kalimantan Barat, tepatnya Pontianak bukan merupakan tempat wisata, tapi berhubung aku belum pernah ke Pontianak jadinya aku ikut-ikut aja. Kebetulan pula aku lagi gak ada kegiatan setelah lulus dari SMA ni kan.
So, the journey start from this..
22 Mei 2014
Aku bangun harus lebih pagi demi mengejar pesawat yang (katanya) berangkat jam 9. Karena jarak rumah aku ke bandara sangat jauh, maka aku pun harus berangkat lebih awal lagi. Jadilah aku bangun jam 7, padahal biasanya jam 11 ke atas. Aku bangun telat bukan karena pemalas ya, melainkan karena aku tidur malam selalu telat. Kadang pengen juga punya mata yang bisa tidur pukul 10. Lucu juga kalau kita ingat-ingat jam tidur dan kebanggaan kita ke teman-teman waktu jaman SD-SMA.
Kira-kira gini:
SD: "Aku dong tadi malam tidur jam 1.."
Respon teman: "Wah hebat. Aku cuma sanggup sampai jam 10."
SMP: "Aku tadi malam tidur jam 1 loh.."
Respon teman: "Biasa aja keleuss. Aku malah bisa sampai jam 3."
SMA-Kuliah: "Aku tadi malam tidur jam 10 loh.."
Respon teman: "Wah hebat. Pengen bisa kayak gitu lagi.."
Ya gak sih? Ada yang ngerasa gitu gak? Kalau ada yang kayak gitu sharing dong ceritanya di comment.
Kembali ke Bandara. Aku sama ayah udah tiba jam 08.30 di bandara. Kampret moment berawal dari sini. Begitu aku lihat jadwal penerbangan kami (Pekanbaru-Batam) pukul 10.10. Masih LAMA banget. Padahal aku kepaksa nahan boker dulu supaya nyaman, tapi karena terburu-buru kepaksa nunda boker. Serius ya, nahan berak itu rasanya kayak cinta bertepuk sebelah tangan; kitanya pengen, tapi keadaan gak memungkinkan, yang ada cuma sakit yang berkepanjangan.
Kenapa aku malah ke Batam, soalnya pesawat Pekanbaru-Pontianak itu gak ada. Makanya harus transit dulu di Batam. Baru lanjut terbang ke Pontianak. Udah gitu pesawatnya ngaret. Seharusnya jam 10.10 malah jadi jam 10.45 take off.
Kira-kira jam 11.30 aku mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam. Yang sebetulnya mengacaukan jadwal penerbangan aku berikutnya (Batam-Pontianak) jam 11.30. Saking takutnya ketinggalan pesawat, begitu aku turun dari pesawat, langsung make gaya atlet sprint jarak pendek, bedanya cuma di lintasan. Usain Bolt di lintasan lari, aku di lintasan pesawat. Agak gusar juga sebenarnya, soalnya aku pengennya kan di lintasan hati kamu... #eaaa #salahfokus
Nah rupanya pesawatnya belum berangkat. Biasalah kan, jadwal Indonesia pasti gitu, ngaret berkepanjangan. Capek-capek lari, kiranya ngaret dan sia-sia aja. Berangkat yang sesuai jadwal adalah 11.30 tapi take off nya tetep ajaa jam 12.00 -____- Asli banget Indonesia. Ya gitulah maskapai penerbangan. Giliran dia telat, kita harus nunggu. Pas kita yang telat, dia gamau nunggu. Gak pengertian banget sih kamu, kayak mantan aku :( #eh #salahfokuslagi
Oh iya. Yang dinas ke luar kota ini gak cuma ayah aja. Tapi ada lagi teman ayah namanya ibu Kalsum yang secara sengaja ngajak anak perempuannya yang seumuran aku buat ikut juga. Jangan-jangan kami hendak dijodohkan?! Sial! Aku bukan datuk maringgihhhh ayaah.. :( #apasih #jombloemangsusahfokus
Nama anaknya itu Adini Nadia Putri, panggilannya Putri. Orangnya putih dan sipit kayak cina, pakai kacamata dengan rambut sebahu, suaranya kayak anak kecil, dan kelakuannya juga gak beda jauh dengan suaranya. Dia anak SMA 1. Di pesawat aku duduk sebelah dia, dan jujur dia ngebosenin banget. Kerjaannya di perjalanan tau gak apa? NGAPALIN RUMUS FISIKA DAN KIMIA SAMBIL NGERJAIN SOAL MATEMATIKA! WATDE?!!!
Katanya dia lagi fokus buat SBMPTN, mau ngambil kedokteran. Ya pantas aja dia kek gitu. Jadi sepanjang perjalanan aku cuma natap barisan awan dari sudut jendela sambil membayangkan kamu, mantan kekasihku :") Aku membayangkan kamu sedang menari-nari di atas gumpalan gas berwarna putih itu. Aku membayangkan kamu sedang menatapku dengan senyummu lalu perlahan membalikkan badan dan berjalan menjauhiku. Lalu tak lama awan di dekatmu berubah menjadi awan hitam gelap yang perlahan meneteskan air yang membasahi bumi di bawah sana. Kamu tak peduli sedikitpun. Kamu terus berjalan menjauh tanpa menoleh ke arahku lagi. Meskipun berkali-kali kilat datang bersama petir yang menyambarku -yang-dari-tadi hanya termenung menatap punggungmu, kamu tak sekalipun berbalik melihatku hanya untuk sekedar memastikan apakah aku baik-baik saja. Kamu tak mempedulikan aku lagi. Sekarang, aku sudah merelakanmu pergi dan belajar menatap masa depanku sejak dini. Maaf masa laluku, aku harap kamu tidak menyesal telah meninggalkan aku.
Oke. Udahan galaunya karena aku baru aja mendarat di bandar udara Supadio, Pontianak. Ibu Kalsum yang ngurus penginapan sekaligus supir buat kemana-mana. Aku nginap di hotel Grand Mahkota dan supirnya bang Adi, orang asli Pontianak. Hotelnya sih seru aja ya sampai tau charger aku jadi kebakar karena colokan disana dan alhasil, aku kepaksa beli charger baru.
Charger aku hangus :( |
Gak cuma itu. Pelayan hotelnya juga kurang ajar. Aku mesan pisang goreng aja lama banget. Pas aku nanya lagi sama pelayannya lewat telpon mereka malah makin ngeselin.
"Tadi kamar 409 mesen pisang goreng kok belum diantar juga."
"Oh mungkin lagi dianter itu. Tunggu aja ya, BU.."
SUARA AKU UDAH MACHO GINI MASIH DISANGKA IBU-IBU?!! Umur aku kan 17 tahun! Kok dipanggil ibu?! Seharusnya kan dipanggil mbak!
Udah gitu harganya mahal lagi. Untuk dua biji pisang goreng yang ditaburi keju dan mayonaise di atasnya harganya segini !!!
PISANG GORENG 40 RIBU MASBRO |
Trauma abang dek.
Trauma beli pisang goreng di hotel itu ibarat trauma mencintai kamu lagi. Aku udah jera melakukan kesalahan yang sama. Aku cuma berharap untuk menjadi lebih lagi dengan mempelajari kesalahan yang sudah lalu. Terima kasih pisang goreng. Terima kasih mantan. Kamu menjadikan aku pribadi yang baik lagi.
Kesimpulan: "Mantan=Pisang goreng. Pisang goreng=Kesalahan. Jadi, Mantan=Kesalahan"
23 Mei 2014
Hari ini
Jumat, dan bangun telat. Hampir aja ditinggal pergi sama Bang Adi. Berdasarkan
planning pagi ini aku mau jejalan di tugu khatulistiwa. Tau gak sih tugu
khatulistiwa? Sama.. aku juga gak tau. Konon katanya tugu khatulistiwa itu
berdiri tepat di titik 0 derajat Indonesia. Baca aja penjelasannya di sini.
Kayaknya si Putri kudu baca ini deh. Soalnya sepanjang perjalanan dia
nanya-nanya ini terus sama aku. Mulai dari tugu khatulistiwa itu dimana, garis
ekuator 0 derajat itu apa, mantan aku siapa, mantan aku jahat atau enggak,
mantan aku hobi nanya udah cebok apa belum atau enggak, pokoknya macam-macam.
Berhubung hari ini Jumat, jadi kepaksa kejar-kejaran
sama waktu. Kalau di sini jam 12 kurang 10 aja udah adzan dzuhur, beda banget
kan sama Pekanbaru. Nah pas udah siap-siap shalat Jumat, aku baru sadar gak tau
posisi masjid dimana. Untung pas baru keluar dari hotel ngeliat om-om naik
RX-King pakai peci dan kain sarung. Yang mana artinya pasti dia juga mau ke
mesjid. Aku teriakin om-om tadi, “Om! Mesjid dimanaa?!” tiba-tiba dia langsung
ngerem dan menoleh ke arah aku. “Naik sama saye ajelah..” kata dia. Yaudah berhubung
aku juga lagi capek, langsung aja naik. Maka resmilah Jumat kali ini aku
disponsori oleh Om-om berpeci yang naik RX-King.
Mesjidnya lumayan gede. Terdiri dari dua lantai yang
bagiannya dibagi menjadi 2. Yang ber-AC dan kipas angin. Syukurlah aku dapat di
bagian yang ber-AC. Oh ya seingat aku imamnya ngeselin banget. Baca Al-Fatihah
lamaaaa banget. Pelan banget deh pokoknya. Saking lambatnya imam baca
ayat-ayat, mesjid lain udah shalat Ashar, kami baru selesai Jumatan. :\
Sore kali ini sedikit lebih indah. Aku naik kapal
wisata disana yang khusus untuk berjalan mengitari sungai kapuas. Ugh.. keren
abis deh pokoknya. Tapi sayangnya gak sempet foto-foto saat terhanyut di sungai
kapuas. Selesai menikmati indahnya sungai kapuas, aku langsung berangkat ke
mall dekat hotel. Hebatnya Pontianak adalah mallnya cuma satu loh. Keren kan?
Tapi biarpun mallnya cuma satu, Pontianak gak kenal macet. Terus hebatnya lagi,
cewek Pontianak bening-bening bro! Beruntung banget cowok-cowok Pontianak -_-
24
Mei 2014
Pagi ini aku bangun lebih cepat. Soalnya hari ini
hari terakhir di Pontianak. Kalau di Pontianak, jam 6 aja kayak jam 7 di
Pekanbaru. Udah terang banget pokoknya. Tapi anehnya, toko-toko bukanya lebih
lambat. Ruko-ruko biasa disini bukanya jam 10-an. Palingan kalau toko yang buka
cuma kedai-kedai kopi gitu. Nah jadi ceritanya pagi ini ayah nyuruh beli rokok
merk GG Signature. Rokoknya susah banget dicari jenisnya, aku udah berapa kedai
nyari gak ketemu-ketemu. Biasanya kalau di Pekanbaru tinggal cari indomaret,
kelar deh. Lah disini gak ada tuh nemu indomaret. Serius..
“Di kedai itu kan ada jual rokok.” Kata si Putri
sambil nunjuk kedai yang udah aku masukin sebelumnya.
“Iya, tapi gak ada yang Gudang Garam Signature.” Jelas
aku sambil lanjut jalan.
“Oh.. jadi rokok itu ada banyak macam ya..” ujar si
Putri dengan polosnya.
“-______-“
Aku aja sampai heran kenapa bisa-bisanya dia gak tau
soal sesederhana gitu di kala dia bisa menjawab soal sesusah kimia dan fisika. Ini
makhluk tinggal di goa mana sih sebetulnya? Kesal juga lama-lama. Ternyata masih
ada makhluk yang lebih ngeselin daripada si Dea.
Akhirnya aku nemu juga rokok yang dicari di sebuah
kedai kopi. Yang bikin berkesan adalah kedai kopi ini terletak di Jalan Nusa
Indah. Nusa indah! Ternyata di Pontianak ada juga Jalan Nusa Indah. Kalau di
Pekanbaru, jalan Nusa Indah itu kan alamatnya si ... ah sudahlah :”
Siangnya aku udah di Jakarta buat transit dan
berangkat lagi jam 4 ke Pekanbaru. Pas di bandara Supadio Pontianak nemu tulisan gini nih di toiletnya.
Emangnya pembunuhan gak boleh ninggalin jejak? |
Typo pula dia -_- |
Keren juga sih ya, aku sarapan di Pontianak,
makan siang di Jakarta, dan makan malam di Pekanbaru. Sampai di rumah yang
dicari adalah WC! Pengen boker sepuasnya. Soalnya boker di hotel gak asik,
klosetnya kloset duduk. Mana dapat feel-nya kalau gitu. Sepanjang perjalanan
hidup aku, duduk tu ya cuma buat pengajian. Ya kali baca yasin di toilet. Udah gitu
kamar mandinya gak ada gayung. Ah gak sehebat di rumah, di rumah aku aja ada
gayung. Ternyata benar, gak ada tempat yang lebih baik daripada rumah sendiri. :\
Yak kira-kira gitu lah trip empat pulau tiga hari
yang aku lewati ini. Kapan-kapan kita ke Pontianak bareng, sambil hunting
cewek-cewek Pontianak yang bening-bening. Muehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar