About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Rabu, 02 Oktober 2013

Entahlah..

Aku sudah pernah mengatakan bahwa aku mungkin tak bisa membayangkan seberapa hancurnya aku saat kehilanganmu ketika aku memang sedang sangat menyayangimu. Aku berharap tidak akan pernah kehilanganmu seumur hidupku. Karena aku tau, aku tidak akan sanggup melangkah tanpa rangkulan tanganmu di bahuku.

Namun sayang, harapan hanyalah harapan. Pada akhirnya takdir jugalah yang menentukan. Kita berpisah tanpa mengatakan satu kalimat yang berisi selamat tinggal. Semua terjadi begitu saja, tanpa adanya alasan. Satu kejelasan pun tak mampu terkuak. Kau begitu rapat menjaga rahasiamu. Aku hanya butuh alasanmu. Kau tau kan semua hal yang terjadi itu pasti punya alasan?

Aku sudah berusaha memperbaiki semuanya, menetralkan segala suasana agar tampak seperti sediakala. Tapi, kau justru menghindar, seolah-olah membiarkan semuanya rusak, tak peduli, sangat tidak menghargai usahaku. Apa gunanya kalau aku hanya memperbaiki semuanya sendirian. Bukankah memperbaiki hanya dari satu sisi akan berakhir sia-sia?

Sepertinya usahaku ini percuma. Sebab, kau begitu acuh terhadapku, menganggapku tak ada, hilang begitu saja. Aku bodoh ya? Masih saja berharap pada orang yang jelas sangat-sangat mengabaikan dan tidak menghargaiku. Kenapa ya? Mungkin aku hanya terlalu sayang. Haha. Iya mungkin, aku masih terlalu sayang. Tidak mungkin aku berdusta, dan dalam kondisi munafik saat mengatakan hal ini. Buktinya, aku masih tetap memperjuangkan. Semua orang juga tau kok, kalau memang masih sayang, pasti bakal diperjuangkan.

Mungkin aku akan terlihat bodoh ketika menggantungkan harapan kosong terhadapmu. Tak apa, itu adalah bukti dari ketulusanku. Tapi, seiring berjalannya waktu aku pasti akan belajar menerima kenyataan. Ya, aku sadar bahwa jangan pernah menaruh harapan pada sesuatu yang tak pernah mampu aku raih. 

Tenanglah. Aku tidak mungkin sanggup membencimu. Siapa di dunia ini yang sanggup membenci orang yang pernah ia sayangi. Tak ada. Mustahil ada. Percayalah, namamu masih dan akan tetap selalu ada di dalam setiap do'a yang kumunajatkan. Kau tak usah mengkhawatirkanku. Aku pasti bisa menerima segala perubahan ini. Semua hanya butuh waktu untuk terbiasa. 

Oh.. luka ini? Tak apa. Aku sanggup kok menahan kepedihannya. Semua luka pasti bisa sembuh kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar