About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Senin, 08 Agustus 2016

Seragam Usang

Hellz allz..

Sewaktu ngelamun di kamar, tanpa sengaja mata aku terpaku sama sesuatu yang sedang menggantung di dinding. Sebuah seragam usang.

Seragam itu diplastik dengan rapi sejak terakhir kali digunakan. Seragam SMA yang penuh dengan cat pilox warna-warni dan disertai beberapa nama lengkap dengan tanda tangan mereka tertulis di sana. Aku yang awalnya berbaring, tiba-tiba tertarik dan mendekat ke arah seragam itu lalu mengambilnya.

Aku ngeliat beberapa nama yang membawa kenangan tersendiri. Seperti di film-film, kenangan-kenangan yang bersembunyi di sana mendadak muncul ke hadapan mata.

Seragam Putih - Abu-abu

Aku mengingat-ingat kembali bagaimana hari pertama orientasi siswa. Waktu itu, semua berkumpul di lapangan dan mendengar banyak celotehan dari senior dan guru-guru yang memiliki jabatan penting. Saat itu juga kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk masa orientasi yang setelahnya akan menjadi teman sekelas pertama kami.

Kelompok satu, yang kemudian menjadi kelas Sepuluh satu, kelas pertama yang aku duduki di sekolah ini. Tiga puluh empat siswa yang ditakdirkan menjadi sebuah keluarga baru. Aku, setelah sekian bulan, tiba-tiba ditunjuk menjadi ketua kelas, menggantikan ketua kelas yang lama karena ada sesuatu hal yang membuat wali kelas kami merasa kepemimpinan harus diganti. Ini pertama kalinya aku jadi pemimpin di suatu kelompok. 

Kelas ini penuh dengan orang-orang lucu.. dan aneh. Setiap hari ada-ada aja kejadian aneh. Entah itu ada yang pura-pura kesurupan, pipis di celana, mecahin telur busuk, nyanyi dangdut, dan banyak kejadian yang bikin heboh tiap harinya. Saking mafianya kelas ini, 4 orang didrop out dari sekolah. But I really love these freak people.

Berlanjut di tahun kedua di sekolah ini, aku masuk jurusan IPA, dan sebagian besar dari anak sepuluh satu masuk IPS. Sebelas IPA 1 adalah persinggahan aku selanjutnya. 

Hari pertama di kelas ini, aku ditunjuk menjadi ketua kelas lagi, oleh wali kelas. Ini kedua kalinya aku dijadikan ketua kelas tanpa ada voting terlebih dahulu, murni atas keinginan wali kelas. Kelas ini cuma punya 7 siswa laki-laki dan 25 perempuan. Bisa dibayangkan ya bagaimana kami diintimidasi oleh kaum hawa tiap harinya. Di tahun kedua ini juga aku menambah pengalaman baru di organisasi (OSIS). Memiliki jabatan sebagai wakil ketua, bikin aku makin jarang masuk kelas dan alhasil banyak ketinggalan pelajaran. Nilai fisika di semester satu malah merah, hahaha. Di tahun kedua ini juga aku mulai bodoh karena patah hati dan ditolak berkali-kali oleh orang yang sama. Lucu kalau ngingat-ingat gimana kisah cinta waktu SMA. Nama dia yang aku kejar waktu itu, tertulis jelas di seragam usang ini. 

Masuk ke tahun ke tiga, aku yang dulu di-mos sekarang jadi nge-mos. Pengalaman pertama buat jadi mentor adik-adik menyenangkan banget. Aku disebut-sebut sebagai mentor favorit nomor dua, bila dilihat dari jumlah 'surat cinta' yang didapat. 

Dua belas IPA 5 adalah kelas aku selanjutnya, yang anggotanya sama semua dengan sebelas IPA 1. Kami gak perlu beradaptasi lagi, dan lagi-lagi untuk ketiga kalinya aku ditunjuk oleh wali kelas sebagai ketua. Tentu saja, tanpa voting lagi.

Di tahun ke tiga, aku lebih bandel dari sebelumnya. Sering datang terlambat, bolos mata pelajaran, jarang ngerjain tugas, dan banyak menghabiskan waktu buat main di IPS. Hanya ada satu pelajaran dimana aku bisa menjadi yang terbaik, yaitu Bahasa Inggris. Selebihnya, aku bodoh.

Di kelas tiga ini, bisa dibilang nilai-nilai bagus yang aku dapatin, bersumber dari 'kebaikan' aku sama guru-guru. Ya mudahnya, nilai itu karena aku dekat dengan mereka, bukan karena aku memang rajin dan pintar. Aku jadi lumayan tenar di kalangan guru ya karena di osis, dan ketua kelas. Makanya walaupun bandel di kelas 3, aku gak dapat nilai merah kayak tahun sebelumnya. 

Menyedihkan saat kami yang udah dua tahun bersama tiba-tiba harus dipaksa berpisah. Secara mengejutkan, kelas kami yang bisa dibilang gak pinter-pinter amat, banyak yang jebol masuk PTN. Sedangkan kelas lain yang punya juara-juara umum aja hanya sebagian kecil yang masuk PTN. Lebih hebat lagi, dari kelas kami ada yang lulus di Universitas macam UGM dan IPB.

Setelah melewati kenangan dari seragam usang ini, aku kembali menggantungnya di paku yang tertancap di dinding. Masa sekolah gak bakal dilewatin dua kali, dan gak ada teman-teman yang se-solid teman waktu sekolah dulu.

I miss you all.. Thank's for the memories.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar