Hellowwwzzz Allzzz~~~
Lagi musim demam nih. Demam Dilan. Di mana-mana bahas ini mulu, padahal kan novelnya udah booming lama banget. Iya sih, emang baru meledak banget pas Filmnya baru dibuat. Pro-kontra artis pemeran Dilan dan Milea sempat heboh banget waktu itu. Apalagi hari pertama trailer filmnya. Tau sendiri lah kan gimana nyinyirnya netizen Indonesia.
"Idih ga cocok banget si Iqbaal meranin Dilan."
"Panglima perang apanya, lembek gitu."
"Milea kok keliatan lebih tua ya daripada Dilan-nya."
Padahal nih ya, penulis novel-nya sendiri yang milih aktornya, dari sekian banyak, ya Iqbaal paling cochok katanya. Kenapa mereka yang ribet sih..
But, seperti biasa, di sini gak bakal bahas gimana filmnya, tapi lebih ke arah 'real life' nya gimana. Makin gak ngerti kan?
Jadi, gini...
Berdasarkan survei saya sendiri, dengan pertanyaan "Apa sih yang membuat kalian suka karakter Dilan?"
Mayoritas jawab, "Dia romantis."
Tapi sepupu aku, punya respon yang berbeda, sebagai orang yang tau Dilan dari film aja, dia ngomong gini. "Apaan film isinya gombalan semua."
That!
Akhirnya ada yang sepemikiran dengan aku. Aku sih belum ketemu romantisnya Dilan di mana, tapi emang aku pikir dia jago aja gitu berkata-kata yang bisa bikin Milea baper. Alias Raja Gombal.
Kok wanita pada suka sih sama dia?
Yap, tanpa sadar Dilan membuktikan banyak wanita yang jatuh hati hanya lewat kata-kata, sementara telinga adalah kelemahan mereka.
Jadi kita dapat kesimpulan pertama. Wanita lemah dengan kata-kata.
Selanjutnya gimana sih dari sudut pandang kita terhadap Milea. Hmm jujur, ini paling ketebak. Kenapa orang pada suka Milea? Bahkan di dalam ceritanya sendiri, semua lelaki menginginkan dia. Kenapa?
Karena dia cantik.
Sesederhana itu. Kalau udah pernah baca novelnya, pasti bakalan banyak banget kalimat dialog yang berbunyi, "Kamu cantik." untuk Milea. Atau kalimat bernada sama yang intinya tetap memuji kalo Milea itu cantik. Pokoknya alasan kenapa semua karakter cowok yang ada di sana suka Milea, hanya karena dia cantik. Gak ada alasan lain.
Lelaki sejatinya adalah makhluk visual. Berbeda dengan wanita yang jatuh dengan apa yang mereka dengar dan rasakan, lelaki jauh lebih gampang jatuh dengan apa yang dilihatnya. Di mana mata adalah kelemahan mereka.
So, kesimpulan ke-dua kita adalah Lelaki lemah dengan kecantikan.
Lalu, beberapa hal membawa aku berpikir semakin jauh. Apa iya? Apakah kata-kata manis yang kita lontarkan bakal bisa bikin wanita luluh?
Masa sih? Kisi moto?
Of course not.
Here are the answers:
1 |
2 |
3 |
Mau sedewa apapun skill gombalmu, kalau si cewek kagak ada rasa apa-apa ya percuma ler. Lagi-lagi kuncinya ya di cewe.
Nah, kuncinya di Milea dong. Emang. Coba aja pikir, kalau Milea itu tipe cewe yang gak sesederhana itu, bisa gak Dilan keliatan 'Wah' nya?
Misal Dilan kan naik motor, sedangkan Milea mah levelnya sama yang naik mobil doang. Gimana coba?
Atau Milea pas ultah pengen dikasi kejutan, kamarnya dihias, pakai balon-balon huruf gitu, terus tempat tidurnya penuh bunga mawar dikadoin iPhone X, eh tau-tau Dilan cuma ngasi TTS doang? Piye?
Ya gak bakal ketemu cinta mereka mah.
Semua tentang cinta yang tepat untuk orang yang tepat.
Pesanku sih, kalau kalian berharap datangnya sesosok Dilan buat kalian, apakah kalian sudah menjadi Milea? Cukup cantikkah? Cukup sederhana dan gak banyak minta-kah? Ask yourself.
Kisah mereka emang melegendaris, itulah indahnya kisah cinta di SMA. Sebelumnya Cinta dan Rangga, dan kini Dilan Milea. Mengapa lebih mem-booming dibanding kisah cinta lainnya? Bukannya ada kisah cinta yang lebih dahsyat?
Itulah uniknya kisah cinta saat SMA. Kisah cinta yang benar-benar jujur. Kisah cinta yang sederhana. Kisah cinta yang sekedar tau kalo Aku sayang Kamu.
Berbeda dengan kisah cinta yang kamu alami di umur yang sekarang. Kisah cinta yang tidak lagi jujur dan sederhana. Kisah cinta yang tidak sekedar Aku sayang Kamu. Ini adalah kisah cinta yang lebih rumit. Kisah cinta yang dimotori faktor-faktor seperti; dia kerjanya apa, keluarganya seperti apa, pendidikan sampai S-berapa, masih naik motor atau udah bisa beli mobil?
Itu adalah fakta.
Apakah itu cinta yang jujur?
Entahlah. You all decide it.
Aku sendiri cukup menyesal tidak sempat menghabiskan masa SMA dengan kisah cinta yang jujur. Bukan kisah cinta yang seperti sekarang.
Shit, I'm old.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar