Seperti pagi biasanya, aku masih terkendala dalam soal "Bangun tidur". Apalagi malam sebelumnya aku telat tidur karena begadang buat nonton Chelsea vs ARSENAL. Dimana pada pertandingan itu ARSENAL kalah 1-2 atas Chelsea. Sebagaimana yang telah kalian ketahui, aku ini fans berat ARSENAL, bahkan lebih berat ketimbang berat badan aku sendiri. Rasanya pagi itu sangat malas untuk pergi ke sekolah, karena udah dipastikan aku bakal jadi bulan-bulanan hinaan teman-teman aku atas kekalahan ARSENAL malam itu. Pengen rasanya ke sekolah gak bawa muka dulu untuk hari itu. Dengan segala rasa kemalasan yang kemudian dikalahkan oleh omelan-omelan mama yang gak henti-hentinya memaksa tubuhku untuk bangkit dengan penuh rasa ngantuk. Okay, It's time to go to school...
Senin pagi, seperti biasanya memuakkan, apalagi mesti berdiri di bawah sinar hangat mentari pagi untuk hormat pada benda berwarna Merah-Putih (baca: Upacara). Hari itu benar-benar gak enak, apalagi harus ketemu yang namanya pelajaran Kimia pagi-pagi. Aku sih cuma bisa berdo'a supaya hari itu mendadak jadi menyenangkan, sampai akhirnya . . .
Tanggal 21 Januari 2013...
Aku baca itu di papan tulis kelas. Aku merasa ada yang aneh pagi itu, aku pikir aku masang kolor kebalik, tapi setelah aku periksa rupanya enggak. Yang aneh adalah entah kenapa banyak yang sibuk ngasi selamat pada salah satu teman aku, Anggre.. Aku pikir dia sedang ulang tahun atau baru siap melahirkan, tapi beberapa saat kemudian baru aku sadar, rupanya dia (katanya) lagi Anniversary sama pacarnya yang ke-14 bulan. Iya Annive ke 14 bulan, jangan heran... Entah kenapa kalau di kalangan teman-teman aku Anniversary itu hitungannya per bulan. Aku juga gak ngerti kenapa. Padahal kan Annive seharusnya hitungan per tahun. Ah sudahlah... Orang pacaran emang aneh-aneh. Cuma jomblo yang normal kayaknya.. #JombloSirik #JombloNyariTeman
Kemudian, semua pelajaran berlanjut dengan begitu mulus, semulus pantat bayi, hingga bel istirahat berbunyi untuk kedua kalinya. Salah satu teman sesama jomblo-ku mengajak aku ke kelas gebetannya, entah apa maksudnya, aku sih ngekor aja kayak anak itik. Setelah ketemu sama gebetannya dia, kayak biasa aja sih, ngobrol-ngobrol gitu dan tragisnya aku cuma jadi obat nyamuk di antara mereka. Semua terasa menyuntuk karena aku semacam batu kerikil waktu itu, gak dianggep. Sampai akhirnya Teman Jomblo aku tadi nembak gebetannya. "Sialan ni orang." pikirku dalam hati. Ngajakin ke sini rupanya minta temanin nembak cewek. Aku sih pura-pura gak denger aja percakapan mereka sampai akhirnya Teman Jomblo aku itu gak Jomblo lagi. Iya, dia diterima.
Jadi ceritanya gini, hiduplah 4 orang sahabat yang jomblo. Satu per satu mereka mulai melepaskan predikat jomblonya. Hingga sampai beberapa menit tadi masih ada 2 lagi yang jomblo, dan sampai akhirnya tinggal satu. Iya, itu aku. Sial...
Sekarang aku gak punya teman seperjombloan lagi. Aku masih bingung, entah harus senang apa mau sedih. Di suatu sisi aku senang, teman aku udah punya pacar, di sisi satu lagi aku sedih karena sekarang cuma aku sendiri yang jomblo di antara kami berempat. Setelah kejadian itu, aku langsung balik ke kelas dengan kepala tertunduk. Suatu pemandangan aneh lagi-lagi muncul di kelas itu. Enggak, kali ini aku yakin kolor aku gak kebalik, yang aneh adalah sekitar 4 ekor teman sekelas aku lagi pada sedih. Sebagai ketua kelas yang baik dan perhatian terhadap setiap anggota kelasnya, aku melupakan masalah aku dan ingin menyelesaikan masalah mereka. Ehm...
Berikut laporan selengkapnya dengan menggunakan nama yang disamarkan. Mohon maaf kalau namanya ada kemiripan sama merk Karet Kolor...
1. Tukiyem
Setelah aku nanya-nanya, rupanya ketahuan juga si Tukiyem ini lagi sedih karena pacarnya mau pergi liburan ke Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Tukiyem takut pacarnya kesambet cewek-cewek yang lebih cantik disana. Dengan penuh kewibawaan aku mulai menenangkan, "Tenang Yem, jangan khawatir, dibanding cewek-cewek Bandung, Yogya, dan Bali itu, kamu gak kalah jauh kok. Cuma, mereka itu menangnya lebih bening, lebih cantik, lebih seksi, lebih menarik, lebih..." Kemudian, Tukiyem pun gantung diri...
2. Juminten
Juminten ini tengah berada dalam ujung tanduk hubungannya. Konon katanya, pacarnya Juminten udah bosen dengan dia. Berkali-kali sih pertengkaran terjadi, meski akhirnya balik lagi. Tapi ini emang udah gak bisa tertolong lagi. Aku sih cuma bisa bilang, "Tenang, masih banyak Jomblo di laut kok..."
3. Sumenep
Nangis yang paling deras ini nih, si Sumenep. Kalau gak segera aku diemin, air matanya pasti udah mampu membuat Pekanbaru sama dengan Jakarta, iya banjir. "Sumenep, udah dong nangisnya. Cerita dulu dong sama aku, sedikiiiiiiit aja." Setelah lehernya ditempelkan samurai akhirnya si Sumenep mau bicara (Buseeet, ini orang galau apa tawanan...). "Jadi gini, aku lagi suka sama seseorang. Dan...dan...gak taunya, dia udah punya pacaaar...!! huhuhuh :"(..."
"Emangnya suka sama siapa?" Aku nanya, untuk meredakan suasana.
"Sama adek kelas...uhuhuhu" Dia lanjut nangis. Waktu itu ketinggian banjir air mata, udah sampai mata kaki. Karena gak mau tenggelam oleh kesedihan ini, aku nenangin dia, "Sudahlah...Ngapain sih mikirin adek kelas yang gak jelas itu. Mending mikirin yang udah jelas-jelas aja. Contohnya aja yang di hadapanmu ini..." Aku mencoba mengambil kesempatan di dalam kesempitan ini =D
"NAJIS..." Reflek dia bilang itu. Setelah kejadian ini, giliran aku yang nangis hingga banjir air mata mencapai selutut...
4. Ijah
Lumayan mudah sih menangani si Ijah ini, karena gak sehisteris si Sumenep tadi. Kasusnya sih nyaris sama dengan si Sumenep, gebetan yang udah punya pacar. Cuman si Ijah ini belum terlalu ada rasa dengan gebetannya yang ternyata baru aja punya pacar. Katanya, gebetannya baru jadian hari ini, 21 Januari 2013, malahan baru beberapa menit. Kok agak kebetulan dengan kejadian tadi......(kuis buat pembaca) Ehh tapi yasudahlah, kebetulan emang banyak terjadi di zaman sekarang. Eh tapi sebuah kejadian itu disebut kebetulan karena jarang terjadi. Tapi kenapa sekarang kebetulan justru banyak terjadi? Apakah pantas ini disebut kebetulan? Ah kenapa aku jadi mikirin ini -___-
Setelah cukup rasanya menyelesaikan kasus kesedihan mereka ini, aku akhirnya menemukan sebuah pencerahan. Bahwasanya, "Semua waktu adalah anugerah". Tapi anugerah itu bisa aja dalam bentuk momen baik (kayak kasus si Anggre atau Teman Jomblo aku tadi), namun bisa juga momen buruk (kayak kasus aku dan keempat temanku tadi). Mungkin kalian bisa paham momen indah adalah anugerah,tapi kenapa momen buruk malah disebut anugerah. Jadi gini, momen buruk itu adalah suatu pencerahan buat kita untuk ke depannya. Misalkan kayak kasus si Sumenep, yang udah jatuh cinta sama adek kelas, eh gak taunya dia udah punya pacar. Coba deh andaikan si Sumenep gak dapat momen buruk ini, alias gak tau kalau si adek udah punya pacar. Pasti rasa sakitnya lebih berlipat ganda. Atau kayak kasus hubungan Juminten yang udah diujung tanduk. Momen ini memang keliatannya buruk, tapi ini adalah pencerahan, bahwa tuh pacarnya si Juminten udah gak pantas lagi buatnya, mending cari yang baru.
Jadi gitu penjelasannya... Moga bisa dimengerti, karena aku bukan Mario Teguh yang udah ahli dalam hal ini.
Makanya, hari ini 21 Januari 2013 adalah hari dimana kami semua diberikan anugerah yang luar biasa. Sehingga kami langsung mendedikasikannya dalam sebuah coretan kecil bermakna besar...
Tanda Tangan aku yang paling jelek :( |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar