About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Rabu, 07 November 2012

Secret Admirer

Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah peluang yang telah disia-siakan olehnya. Seandainya peluang ini bisa diuangkan, mungkin dia bisa menjadi milyarder termuda yang pernah ada. Dia adalah teman dekatku di kelas X lalu. Kita sebut saja sebagai Kirmen, seorang pengagum rahasia. Korbannya adalah seorang gadis di kelas sebelah, Ola.
Aku menyadari tindakan Kirmen mengambil peran sebagai seorang pengagum rahasia ini sudah cukup tepat. Sebab menurut perkiraanku, Kirmen akan sulit mendapatkan hatinya Ola, karena Ola merupakan salah satu gadis yang sulit untuk ditaklukkan, soalnya dia memiliki paras yang cantik dan mempesona, seolah-olah ia bisa menghipnotis semua lelaki yang ditemuinya. Kurasa Kirmen juga telah menyadari akan peluangnya menggaet seorang Ola. Bisa dibilang peluangnya hanya sebesar upil. Mungkin lebih kecil lagi, hanya sebesar taik kuku.

Demi pujaan hatinya ini Kirmen bahkan berbuat nekat. Kirmen membuntuti Ola saat pulang sekolah, hingga ke rumahnya. Tujuannya apa? Untuk mencari tahu dimana lokasi rumah Ola. Sewaktu aku tanya, "Men, buat apa sih kamu nyari tahu rumah dia sampai buntutin kayak James Bond aja. Emangnya kamu berani main ke rumahnya?" Kirmen diam sejenak, menggaruk kepalanya yang sebetulnya tidak gatal dan berkata, "Eh iya juga ya. Mana berani aku melakukannya." -____- Kirmen tolol. Perlu diketahui lagi, Kirmen ini sama sekali belum pernah menyapa Ola. Untuk bertatap muka saja, Kirmen udah berkeringat dingin juga sesak nafas dan mendadak asma. Terkadang dia sudah mempersiapkan tabung oksigen buat jaga-jaga kalau berpapasan dengan Ola.
Sulit didekati dan sulit dimiliki, itulah Ola. Suatu ketika ada kejadian yang menghebohkan saat Ola ditembak oleh anak laki-laki yang ganteng secara terang-terangan di depan umum, memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Romantis...dan sedikit amis. Sulit dipercaya, Ola dengan tanpa pikir panjang menolak pinangan lelaki yang pemberani itu. Kejadian ini praktis membuat semangat Kirmen untuk menaklukkan Ola menurun drastis. Bukan karena ada yang nyaris menikung Kirmen, tetapi alasannya adalah 'Jika lelaki romantis dan ganteng saja ditolak oleh Ola, apalagi bocah cupu dan agak bencong seperti Kirmen?'. 
Pupus sudah harapan Kirmen...... sampai pada akhirnya dia mendapatkan peluang emas demi meningkatkan kesempatan untuk mengambil nyawa hatinya Ola. Yaa.. Setelah naik ke kelas XI secara mengejutkan Ola sekelas dengan Kirmen, dan berarti bahwa peluang untuk menyentuh dada hati Ola terbuka lebar. Bodohnya Kirmen sama sekali gak bisa memanfaatkan peluang itu. Bahkan untuk berbicara dengan Ola saja baru 2 kali. Darimana aku tahu itu? Kirmen secara otomatis akan mengupdate setiap hal yang dilakukannya berhubungan dengan Ola kepadaku dan juga selalu membesar-besarkan hal yang kecil, seperti pada saat dia menggebu-gebu memberitahukan bahwa motornya selalu parkir berdekatan dengan motor Ola.
Anehnya, hingga saat ini Kirmen tetap setia menjadi seorang Pengagum Rahasia-nya Ola. Walaupun peluang untuk mendapatkannya sangat kecil. Diibaratkan seperti peribahasa, "Bagaikan Sudra merindukan Brahmana", artinya mereka beda kasta. Kirmen hanyalah bocah cupu dan berwajah yang bedatipis sama karet kolor, sedangkan Ola adalah anak eksis yang mempunyai wajah  cantik membahana.
Sejak saat itu aku menyadari bahwa seorang Pengagum Rahasia hanyalah seorang Pengagum, tanpa bisa menjadi Pemilik. Pengagum Rahasia terkadang bisa melakukan hal-hal tak terduga demi sang Pujaan Hati. Ketika seorang Pengagum Rahasia itu sadar akan besarnya peluang mendapatkan sang Pujaan Hati itu kecil, mereka tidak peduli dan akan terus mengagumi, walau kadang tersakiti. Pengagum Rahasia pada akhirnya cuma bisa berharap, berandai-andai, dan bermimpi. Ketika Pengagum Rahasia sadar akan keterbatasannya, mereka hanya bisa berdo'a dan terus berdo'a. Bukan berdo'a agar Pujaan Hati-nya bisa menjadi miliknya, tetapi berdo'a agar sang Pujaan Hati bisa berbahagia, meski tak bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar