Cuaca lumayan cerah pagi ini, tetapi tidak dengan perasaanku. Ketika pikiranku mulai berkelana kesana-kemari, tatapan mata yang kosong, seseorang temanku membuyarkan lamunanku.
"Baca deh, kayaknya cocok deh untuk kamu." kata temanku sambil menyodorkan sebuah novel di hadapanku.
"Nih ambil, coba baca cover belakangnya. Serius deh cocok buatmu." dia kembali meyakinkanku dengan senyum penuh misteri di wajahnya.
Kuambil buku itu dari tangannya, dan mulai membaca.
Isinya begini :
Aku tak akan membiarkan diriku jatuh cinta pada seseorang yang tak bisa kumiliki....
Kau adalah musuh bagi hatiku. Yang membuat aku waspada dan aku buru-buru membentengi diri agar tak terpikat pada pesonamu. Tapi, kau terus memaksa masuk. Seperti kuda Troya, kau sukses menyelusup ke ruang hatiku. Aku memang bertekad menjauhimu, tetapi jantungku ternyata tak cukup kuat untuk membendung setiap debaran yang tercipta karena dirimu.
Aku tahu akan menyesali semuanya, tetapi tak ada yang bisa kulakukan.... Aku terlanjur menerjunkan diri ke dalam api cintamu. Terbakar bersama cinta yang kelak juga akan membumihanguskan kebahagiaanku. Aku nekat, mengambil resiko terluka lagi... dan kali ini karenamu.
Ternyata dia benar, ini memang sesuai dengan isi hatiku. Entah bagaimana dia bisa mengetahuinya. Aku kembali menatap wajahnya yang dari tadi memang memperhatikanku yang tengah membaca kutipan di novel tersebut.
"Eh iya... Cocok. Kok bisa tau sih? Bapak kamu dukun ya?" kataku sambil tersenyum terpaksa.
"Mau gombal ya? Emang masih jaman gombalan kayak gitu?" balasnya singkat.
Aku hanya bisa tertawa kecil, padahal emang gak niat gombal. Aku kembalikan novel-nya dengan lesu. Kamu sukses teman...Sukses membuatku dirundung kegalauan di pagi hari.
Kualihkan pandanganku ke luar melalui jendela kelasku. Langit sangat cerah, tapi aku sekarang tengah mengharapkan mendung segera datang. Mendung, pertanda akan turun hujan. Aku harap hujan akan segera datang, demi menyapu bersih jiwaku yang tengah dirundung kegalauan ini.
Kualihkan pandanganku ke luar melalui jendela kelasku. Langit sangat cerah, tapi aku sekarang tengah mengharapkan mendung segera datang. Mendung, pertanda akan turun hujan. Aku harap hujan akan segera datang, demi menyapu bersih jiwaku yang tengah dirundung kegalauan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar