Aku sadar kemarin itu memang kesalahanku. Aku sadar leluconku kala itu benar-benar tidak lucu. Aku sadar hatimu nyaris runtuh mendengar percandaan berlebihanku itu.
Puluhan, ratusan, bahkan ribuan kata maaf akan aku haturkan selagi itu mampu membuatmu melupakan dan memaafkan perbuatan bodohku. Jujur, saat ini aku tidak sanggup kehilanganmu. Aku tak bisa membayangkan seberapa hancurnya aku nanti apabila aku kehilanganmu di saat aku sedang sangat mencintaimu.
Aku minta maaf karena telah meminta sesuatu yang lebih darimu. Memintamu merubah sifat hanya untuk kepuasan pribadi. Aku terlalu bodoh menampakkan diriku seperti tidak bisa menerimamu apa adanya. Sekali lagi, aku minta maaf.
Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tidak memintamu merubah sifat dan sikap yang memang merupakan jati dirimu. Aku akan belajar menerima segala kekuranganmu.
Tidak masalah seberapa cuek dirimu terhadapku. Tidak masalah berapa kali dirimu mengabaikanku. Tidak masalah. Aku sudah tidak mempermasalahkan sifat dan sikapmu itu lagi. Aku tidak akan memaksamu untuk berubah.
Kamu tetaplah dirimu. Dan aku tetaplah diriku.
Aku akan tetap menjadi orang yang membuatmu memulai hari dengan ucapan "Selamat Pagi".
Aku akan tetap memberimu segala perhatianku tanpa pernah berharap kau akan memberikan hal yang sama terhadapku.
Aku akan tetap menyelipkan namamu di setiap doaku.
Aku akan tetap menjadi seorang yang tak pernah bosan memikirkanmu.
Tenanglah.. aku akan tetap seperti itu. Percayalah.
Terhadapmu, aku tidak akan pernah merasa jenuh. Aku ini lelaki tangguh yang tak akan kenal rasa rapuh. Sungguh.
Aku ingat kala temanku melontarkan pertanyaan kepadaku.
"Apa yang membuatmu bisa bertahan, juga bersabar?"
"Entahlah.. kurasa aku menyayanginya." jawabku.
"Menyayanginya?"
"Ya. Sangat menyayanginya."
"Sangat menyayanginya?"
"Ya. Benar-benar menyayanginya."
Temanku mengangguk pelan, menyunggingkan senyum dari sudut bibirnya. Latar langit waktu itu berwarna jingga, pertanda senja. Rumput, aspal, dan semua daratan yang baru saja dibasahi air hujan menimbulkan kesejukan tersendiri.
Senja sejuk. Indah, menentramkan. Seperti dirimu, bidadariku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar