About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Minggu, 06 Oktober 2013

Hidup itu...

Kita semua pasti pernah mengalami masa dimana ekspektasi tak bisa terealisasi. Semisal, ada yang berharap bisa punya pacar, eh tapi cuma jadi jomblo karatan. Ada juga yang berharap hubungannya akan bertahan lama, eh tapi cuma bisa bertahan sebentar. Yah, namanya juga hidup. Pastilah penuh rasa kecewa dan penyesalan. Kenapa ini harus gini, kenapa itu mesti gitu, pokoknya macam-macam alasan dan pengekspresian dari kekecewaan itu sendiri.

Tapi, seiring berjalannya waktu, dengan bertambah dewasanya kita, semakin kita bisa belajar menerima kenyataan; seperti belajar mengikhlaskan sesuatu, atau belajar mensyukuri segala yang ada. 

Jika anda dikecewakan dan terasa berat sekali untuk menerima kenyataan, ingatlah pada teori ini. 

Hidup itu seperti novel. Semua udah ada jalan ceritanya, udah tersedia dari awal. Tugas kita hanyalah menjalani tiap lembaran novel itu hingga nanti sampai pada lembaran terakhir.

Teori ini disampaikan oleh teman aku yang selalu punya cara tersendiri dalam menjalani hidup. Dia selalu tenang dalam menjalani setiap kesulitan yang ada. Semua karena teorinya tadi. Teori ini benar-benar membuat dia hidup dalam keikhlasan, tabah, dan rasa syukur. Tiap ada masalah, dia bilang "Gak apa, berarti emang gini jalan hidup aku. Cepat atau lambat, aku pasti bisa melewatinya."

Aku sendiri sekarang mencoba menganut teori ini, agar gak terlalu banyak mencarut-maruti dan menyesali segala kondisi yang gak sesuai dengan ekspektasi. Aku sekarang mencoba belajar ikhlas. Mengikhlaskan segala yang terjadi dan menikmati aja apa yang diberikan Tuhan untukku saat ini. Seperti kebahagiaan yang 'dia' beri waktu itu, ataupun kesedihan yang 'dia' sisakan sekarang.

"Aku sudah mengikhlaskannya. Asal dia bahagia, akupun bahagia." kataku waktu itu.

Tiba-tiba seorang teman membantah kalimatku tadi, "Kalau ikhlasnya masih kamu sebut, itu belum ikhlas namanya."

Aku tersentak. 

Dia benar, aku belum ikhlas sepenuhnya.

"Ikhlas itu seperti surat Al-Ikhlas, yang tidak ada satupun kata ikhlas di dalamnya. Selagi ikhlas masih terucap, itu bukan ikhlas namanya. Sebab, ikhlas itu datangnya dari hati, bukan dari mulut."

Aku benar-benar tertegun. Sekarang aku memang harus banyak belajar ikhlas. Sebab, aku tau hidup ini emang udah ada jalan ceritanya. Semua yang terjadi, baik suka maupun duka emang udah diatur sama Yang Maha Kuasa. Jika dia bukan untukku, ya gak bakal dapat walau diperjuangkan sekeras apapun. Jika memang untukku, ya seberapa jauh dia pergi, pasti bakal balik juga.

Inilah hidup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar