About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Sabtu, 15 Maret 2014

Ketua Kelas

Alhamdulillah ya, dari kelas X-XII aku dipilih jadi ketua kelas. Uniknya, dalam tiga tahun itu aku sama sekali dipilih gak sesuai prosedur, ya kayak voting gitu. Kayak kelas X misalnya, aku dipilih sebagai ketua kelas langsung oleh wali kelas. Karena pada saat itu ketua kelas sebelumnya yang dipilih berdasar hasil vote, dinilai tidak bekerja dengan baik. Ya, setelah itu aku langsung ditunjuk oleh bu Febri untuk memimpin kelas. Aku juga gak ngerti kenapa harus aku yang dipilih. Aku rasa, ibu itu bukan menilai berdasarkan kebijaksanaan, dia menilai dari wajah. Dan dalam hal ini artinya, wajah aku KETUA-an. Fak :\

Kelas sebelas gitu juga. Aku langsung aja disuruh wali kelas aku yang baru untuk jadi ketua kelas karena dia tau sebelumnya di kelas X aku juga jadi ketua kelas. Yaudah, aku ditunjuk lagi. Di kelas dua belas pun begitu, karena teman-teman sekelas juga malas beradaptasi dengan gaya baru, yaudah aku dibiarin melanjutkan pekerjaan ini setahun lagi.

Kalau boleh jujur, jadi ketua kelas itu sangat gak enak. Soalnya kita harus bisa menyatukan sekelompok orang yang berbeda prinsip dan pemikiran. Apalagi dengan yang egois-egois. Asli, susah. Paling bikin naik darah kalau mau ngasi pengumuman di depan kelas. Gak ada yang mau dengerin, semuanya pengen bicara. Sedih abang dek, gak pernah dianggap :(

Gak cuma sampai di situ aja gak enaknya. Sampai sekarang, aku juga gak ngerti aku ini sebenarnya ketua kelas atau babu. Apa-apa disalahin, apa-apa diperintahin, inilah, itulah, fak. Mulai dari ngumpulin tugas ke majelis guru, manggil guru yang telat/lupa masuk, sampai ngisi tinta spidol semuanya aku. Yang paling gak enak ya pas manggil guru yang telat/lupa masuk. Misal pada suatu kasus, guru Fisika gak masuk nih. Jadi aku harus minta tugas ke guru piket atau penggantinya. Nah, disini akan terjadi dilema yang luar biasa. Di satu sisi, teman-teman marah kalau aku manggil guru itu, soalnya mereka pengen main-main. Di satu sisi lain lagi, kalau sempat guru lain ngeliat kelas kami lagi gak belajar, pasti ntar disalahin. MANA KETUA KELASNYA? KOK GAK DIPANGGIL GURUNYA ATAU LAPOR KE PIKET? Kalau udah gini nih, teman aku jadi kurang ajar semua. Pasti beberapa di antara mereka malah ngomporin, "tulah Ndi, tadi kan dah kusuruh ambil tugas ke meja piket, kaunya gak mau." 

WHAT?!! FUCK YOU BITCH...

Tapi lama-kelamaan mereka malah jadi semakin aneh dalam nyalahin aku. Ada tiba-tiba di suatu pagi teman aku, datang-datang teriak di depan muka aku, "LIHAT NIH, PULSA AKU HABIS KAN. HABIS! KAU SEBAGAI KETUA KELAS HARUSNYA INISIATIF DONG BELIIN PULSA BUAT WARGA KELASNYA." 

Ada juga yang jomblo karena abis putus ikutan nyalahin, "TUH KAN AKU .PUTUS SAMA PACAR AKU!!! INI PASTI KARENA KETUA KELASNYA JOMBLO, MAKANYA AKU TERTULAR JOMBLO !!! " 

Sumpah jadi ketua kelas di kelas aku gak enak. Serius. Gak tau deh kalau di kelas lain ada yang ngehargain ketua kelasnya lebih baik dari teman sekelas aku. Tapi, oke gak masalah. Di balik pembabuan mereka sama aku, aku tau mereka itu sebenarnya butuh. Iya, butuh babu. 



P.S: 
Peluk cium untuk teman-teman/kelas yang pernah aku pimpin layanin;
X.1, XI IPA 1 dan XII IPA 5.
I'M GONNA MISS YOU GUYS!!! :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar