Semakin banyak waktu yang terluang, semakin banyak pula waktu yang menjebak kita dalam kebingungan. Saking punya banyak waktu luang, kita jadi tidak tau lagi harus melakukan hal apa di saat-saat tersebut. Ketika ini terjadi, otak akan membawa kita ke suatu proses bermanfaat tanpa kita sadari: merenung.
Pernahkah kalian merenung?
Pasti pernah.
Seperti halnya aku sendiri. Beberapa hari terakhir aku banyak sekali berpikir dan merenung tentang 'akan jadi apa' aku di masa yang akan datang. Belakangan aku baru terpikirkan setelah kuliah akankah aku langsung dapat pekerjaan yang layak dengan penghasilan lumayan? Tentu saja tidak. Aku baru sadar bahwa mendapatkan pekerjaan itu sulit.
Sekarang otak aku cuma terbebani dengan 'akan jadi apa' aku nanti pas udah tamat kuliah? Akankah aku menepati mimpiku untuk jadi orang sukses yang berlimpah harta dan kebahagiaan? Mampukah aku membahagiakan kedua orangtua kelak?
Aku ingat waktu mama bilang, "Sekarang, cita-cita dan harapan yang 'kami' buat dulu ada sama Andi. Abang kau yang dulu kami gantungkan harapan dan cita-cita yang sama udah lewat masanya. Jangan gandakan kekecewaan kami lagi. Cukup satu. Jadikan pembelajaran."
Memang waktu mama mengatakan itu aku masih belum sadar. Aku belum mampu merenung waktu itu. Sekarang aku udah sadar dengan semuanya. Bahwa hidup ini tak semudah yang aku pikirkan. Hidup penuh perjuangan. Tanpa perjuangan kita tidak bisa hidup.
Aku tau persis apa harapan dan cita-cita beliau yang mana sekarang aku adalah pemikul harapan dan cita-cita itu. Terkadang berasa gak sanggup, tapi ketika terngiang kalimat itu aku punya tenaga bangkit yang besarnya dua kali lipat.
Dari segala perenungan ini, aku membulatkan tekad untuk serius menempuh masa depan. Untuk menggapai sesuatu, harus ada pengorbanan. Mungkin kesenangan di masa muda seperti ngumpul-ngumpul dengan teman, pacaran atau hal lain semacamnya bisa jadi aku korbankan. Biarlah aku tidak punya hal semacam itu asalkan harapan dan cita-cita itu terwujud. Kepuasan atas terwujudnya hal itu adalah kebahagiaan yang paling tinggi.
Sorry agak terlalu serius dan terkesan curhat. Cuma pengen meluapkannya di suatu tempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar