Hellowz Allz..
Tadinya pengen nulis tentang perjalanan mendaki gunung, tapi karena ada suatu tema yang menarik perhatianku hari ini, jadi pengen nyeritain ini deh.
Sebelumnya ada yang udah familiar dengan kata Filantropi?
Bukan, bukan orang yang suka ngumpulin perangko. Itu sih Filatelis.
Buat yang belum tau, aku kasi tau nih..
Filantropi (bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia)
adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai
kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk
menolong orang lain.
Haseg. Penjelasannya kayak jawaban ulangan anak esempe. Yaiyalah, copas wikipedia.
Secara gampang filantropi itu beda tipis sama dermawan.
Nah... jadi aku pernah dengar istilah ini dari video Pandji. Nih yang penasaran sama videonya linknya: "Toa Mesjid"
Jadi di video itu Pandji menyarankan setidaknya tambahlah satu lapisan dalam hidup kita yaitu filantropi. Misalkan di dalam lapisan hidup kita itu ada peran sebagai akuntan, sebagai ayah, sebagai suami, lalu tambahkan satu lagi sebagai filantropi. Artinya ada satu peran lagi yang kita tambahkan dan peran filantropi itu tentu aja sangat amat keren.
Aku super tertarik dengan pendapat ini. Bayangin aja, ketika semua orang (yang lebih mampu) mewajibkan dirinya untuk membantu orang lain maka akan ada perwujudan dari keadilan sosial. Setidaknya ketimpangan sosial di dunia ini akan berkurang. And that's a good point.
Setiap orang akan punya peran serta tanggung jawab baru untuk menolong sesama manusia. Gak.. itu gak nyusahin kok.
"Halah udah kerjaan ribet di kantor, di rumah juga istri sama anak udah bikin kesel, eh ditambah lagi harus ngurusin orang lain, yang bener aja.."
Kalau kamu bilang nyusahin atau nambah beban aja, mungkin kamu jarang menolong orang. Buat manusia-manusia baik di luar sana yang udah sering menolong orang, mereka tau betul sensasi kesenangannya saat bisa membantu orang.
Sederhananya aja, menerima atau meminta memang enak, tapi ketika kalian udah nyoba rasanya memberi dan membantu, serius, itu jauh lebih enak dan melegakan.
Sebenarnya sebagai seorang muslim, perihal ini bukan hal yang baru sih. Gatau deh mungkin di agama lain juga mengajarkan hal yang serupa aku yakin itu, tapi aku gak tau dasarnya apa jadi aku bawa dari sudut pandang sebagai seorang muslim.
Potensi filantropi umat Islam terwujud dalam bentuk zakat yang hukumnya
wajib, infak, shadaqah, wakaf, hibah dan derma-derma lainnya. Dalam
surat At-Taubah [9] ayat 60 dan 103, surat Al-Baqarah [2] ayat 177 dan
261, Surat Ali Imran [3] ayat 92, ayat 133 dan 134, surat Faathir [35]
ayat 29 dan 30 dan sejumlah ayat lain dalam Al Quran dijelaskan
kedudukan dan peran filantropi khususnya zakat, infak dan shadaqah
sebagai bukti keimanan dan kecintaan seseorang muslim terhadap perbuatan
baik yang membawa keberuntungan dunia dan akhirat.
Buset, kayaknya bentar lagi berubah jadi blog pemuda hijrah nih...
Gapapa deh, sesekali nulis yang bener.
Nah udah ngerti kan tentang filantropi? Kita lanjott...
Ide untuk menulis hal tentang ini muncul karena video juga, tapi bukan Pandji. Melainkan videonya si Arap yang ini: "Hello"
Bukan, bukan.. Ini bukan video cover lagunya Adele.
Di sana si King of Youtube menghibahkan channel miliknya dengan 2.3 juta subs ke sebuah yayasan kanker yang bernama Yayasan Anyo Indonesia. Yunolah berapa banyak uang yang bisa dihasilkan dari adsense channel yang punya 2.3 juta subscribers. Hooh. Banyakan jumlah subscriber dia kan daripada gaji kita sobatmisqin.
Mungkin kalian bilang, lah kalo semua subscribernya pada unsub channel itu karena udah bukan tentang sang idolanya lagi dan jadi dikit subscriber serta views-nya gimana?
I don't think so.
Jujur aja, aku bukan subscriber channel dia dan juga bukan bagian dari Rapstronaut. Tapi setelah tau channel tersebut akan berubah nama menjadi "Rumah Anyo", aku justru malah jadi tertarik buat subscribe.
Alasannya gini...
Dari informasi yang diberikan Arap, semua pendapatan dari channel itu bakal untuk mendanai Yayasan tersebut. Artinya, I found a new way to help people.
Aku udah berjanji pada diri sendiri, bakal nonton tiap video yang mereka upload, lalu tidak menskip iklan yang ada, agar channel itu mendapatkan penghasilan dan otomatis membantu yayasan tersebut. (katanya yang akan ngisi channel itu anak-anak yang terkena kanker)
It's an easy thing.
Mudah banget asli. Nonton yutub doang bisa ngebantu orang. Mudah banget toh jaman sekarang?
Setidaknya untuk saat ini, aku bisa membantu dengan cara itu. Mungkin ketika aku udah mendapat pekerjaan, lalu punya penghasilan sendiri, aku akan mewujudkan jalur filantropi yang aku impikan dari dulu.
Sekarang mah buat beli bensin motor aja udah susah. Makanya doain dong rejeki aing lancaar~~ Aaamiin...
Awal mulanya, waktu kecil, aku lupa umur berapa, mungkin SD, pernah suatu ketika di lampu merah aku melihat anak jalanan yang harus menjual koran, mengamen, bahkan ada yang meminta-minta.
Terus Ayah yang waktu itu bersamaku ngomong, "Liat, mereka kan seumuran sama Andi. Tapi mereka udah harus nyari uang sendiri supaya bisa makan. Sedangkan Andi, makanan udah ada, tinggal makan pun malah gak mau."
Yap, aku tu susah makan dari kecil makanya badan aku segini doang.
"Mereka harus nyari uang buat makan? Orangtua mereka mana?" tanyaku.
"Mungkin udah gak ada. Mungkin juga orangtua mereka yang menyuruh mereka untuk mencari uang. Mungkin juga mereka itu dipekerjakan oleh seseorang, biasanya ada yang ngatur mereka dari belakang, terus nanti uang mereka disetor ke bosnya itu lalu mereka bisa dikasi makan."
"Emangnya mereka gak sekolah, Yah?"
"Makan aja susah, apalagi sekolah."
Mungkin ada yang bilang, "tapi sekolah kan udah gratis?"
Ya iya. Tapi kan seragam bayar, sepatu bayar, tas bayar, buku bayar, dan sejenisnya. Kita tidak bisa memungkiri itu.
Mulai hari itu aku mulai menyadari, ada sesuatu yang salah di sini. Anak-anak di umur segitu yang harusnya menghabiskan waktu dengan sekolah, bermain, dan menikmati masa kecil mereka, dipaksa untuk bisa mencari nafkah.
Pernah aku berpikir, orangtua mereka ini dulunya sebelum berencana punya anak, apa sudah memikirkan matang-matang tentang kewajiban sebagai orang tua? Bahwasanya anak-anak mereka itu punya banyak hak yang harus mereka beri. Salah satunya ya kehidupan yang layak.
Aku bahkan sempat cukup sinis dengan mengatakan mereka hanya pandai ngebikin anak, tapi untuk memberikan mereka taraf hidup yang layak tidak mampu. Jangan bikin anak dong pun kalau gitu hadeh. Sama seperti kasusnya orang yang bilang, "aku mau nyari pasangan hidup yang bisa diajak susah." Hadeehhh.. aku sering esmosi. Goblok, kalau susah jangan ngajak-ngajak lah gila...
Ya mungkin pendapat aku ini jelas pro-kontra. Mungkin sebagian orang bakal bilang lah kalo gitu yang boleh punya anak cuma orang mampu aja? Orang miskin enggak boleh?
Lalu aku belajar dan menyadari bahwa mungkin mencegahnya bukan hakku dan aku gak bisa melarang mereka untuk itu. Tapi untuk mengatasinya, aku rasa boleh-boleh aja. Solusi adalah yang dibutuhkan semua orang.
Untuk itu, aku udah membulatkan tekad satu layer dalam hidup akan aku tambahkan sebagai filantropi yang fokus pada kesejahteraan anak-anak jalanan. Bagi aku, mereka itu layak mendapatkannya. They deserved for better life, and better future.
Entah apapun caranya, aku pasti berusaha mewujudkannya. Aamiin.
Melalui postingan ini, aku memberi sedikit pencerahan aja pada teman-teman pembaca. Terutama mereka yang udah mapan dan merasa jenuh dengan kehidupannya. Mungkin dengan membantu orang-orang lain ada sesuatu yang baru di hati kita yang bisa membawa kita menjadi pribadi yang baik. Ya gitulah. Ribet emang tulisan eug, hhhh... Intinya menolong orang gak bakal membuat kita susah kok.
Buat teman-teman pembaca, coba deh mulai sekarang dipikirin dulu tentang mau fokus ngebantu di bidang apa. Setidaknya satu aja dulu. Gausah yang gede-gede kayak Bill Gates yang ngediriin Bill Gates Foundation, ya orang tajir mah bebas.
Ngebantuin mereka kan bisa juga lewat tenaga, ilmu, dan semacamnya. Gak melulu soal duit. Ya tapi kalau duit kamu lebih dan udah mampu beli iPhone XS sih kayaknya bisa lah nolong-nolong dari segi finansial. HEUHEUE.
Itu aja. Semoga menginspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar