Zaman sekarang banyak orang yang gak bisa membedakan mana yang pintar dan mana yang cerdas. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 padahal telah tercantum tujuan NKRI, salah satunya, "...mencerdaskan kehidupan bangsa" bukan "...mempintarkan kehidupan bangsa". Mungkin teman-teman pembaca sedikit bingung membedakan antara Pintar dan Cerdas. Analogi sederhana yang bisa aku cantumkan adalah seperti ini : Orang Cerdas sudah pasti Pintar, namun Orang Pintar belum tentu Cerdas. Mungkin masih sulit dicerna ya? Baik aku akan menjelaskan tentang Kepintaran dan Kecerdasan secara mudah.
Kepintaran adalah suatu kemampuan untuk bisa menghafal/menyerap informasi secara tepat seperti dari membaca dan mengambil ilmu pengetahuan dari buku atau informasi. Akan tetapi, kepintaran berhenti disitu saja. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi kadang menghambatnya dalam pengambilan keputusan. Sederhananya seperti ini, mungkin sering kita lihat teman-teman kita yang juara umum karena "menghafal" buku pelajaran, kita bisa katakan dia pintar. Tapi kita lihat saat mengambil keputusan atau melakukan sesuatu, dia pasti akan terhambat dan kebingungan. Sebab, yang dia tahu cuma hal yang dihafalnya saja, biasanya orang seperti ini sukar bergaul. Dan jangan heran, bila saat psikotest, hasil IQ-nya rendah. Karena biasanya pertanyaan di psikotest itu adalah bagaimana kita mengambil keputusan serta memecahkan suatu permasalahan. Wajar kalau orang pintar kewalahan, soalnya ini adalah Test Kecerdasan (Test IQ) bukan Test Kepintaran =))
Sedangkan Kecerdasan adalah kemampuan untuk bisa memahami situasi dan mencerna sesuatu hal, sehingga bisa memecahkan suatu masalah dengan cara menakjubkan dan bisa dibilang kreatif, yang tidak terpikirkan oleh orang-orang Pintar yang cuma bisa terpaku pada hal yang pernah dia baca. Bisa dibilang orang cerdas ini selalu mempunyai ide-ide di dalam pikirannya. Biasanya orang cerdas adalah tipe orang yang mudah bergaul, mau mendengarkan serta bisa memecahkan suatu kerumitan yang ada di sekitarnya, atau hal ini biasa kita sebut sebagai 'Soft Skill'.
Nah.. di Indonesia ini orang Pintar banyak, tapi yang Cerdas sedikit. Sehingga tujuan NKRI yang tadi gak pernah tercapai. Kita ambil saja contoh yang dekat, misalnya di sekolah aku. Pada saat akan ada ulangan teman-temanku biasanya sibuk "Menghafal" buku catatan atau buku cetak masing-masing. Mereka menghafal, tanpa memahami. Menghafal itu pasti ujung-ujungnya bakal lupa. Sedangkan memahami kita akan ingat selamanya. Orang yang menghafal tadi ada yang sukses melewati Ulangan dengan selamat. Tapi apa daya, hafalannya tadi gak bertahan lama, dan dia juga gak bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan orang yang cerdas biasanya dia memahami materi yang diajarkan. Jadi dia gak akan pernah lupa serta bisa menerapkan ilmu yang didapatnya tadi. Oleh sebab itu biasanya orang yang sukses adalah orang yang cerdas. Tapi ada juga salah seorang teman aku yang cerdas lainnya menggunakan ide kreatif lainnya dalam menghadapi ulangan. Dia ini orangnya suka memilih pelajaran. Dia mengklasifikasikan pelajaran yang diterimanya dengan melakukan penerawangan, apakah pelajaran yang akan diajarkan oleh guru ini adalah pelajaran yang bisa berguna untuk dipakai di masa depan nanti guna meraih cita-citanya. Jika Ya, dia akan mengikuti pelajaran itu dengan tekun. Jika Tidak, jangan harap dia mau memperhatikan pelajaran itu sedikitpun. Mengapa dia melakukan ini? Karena dia punya tujuan hidupnya dengan jelas, mau jadi apa dia nanti. Cerdas.
Baik, aku akan mengemukakan contoh di kehidupan nyata, orang pintar dan orang cerdas.
1. Jika orang pintar dan orang cerdas disuruh membuat mie instan untuk porsi 3 orang, maka orang pintar biasanya memasak mie 3 bungkus lalu dibagikan merata. Sedangkan orang cerdas akan membuat satu mie instan saja lalu membagi 3 mie tadi.
2. Misalkan ada perkemahan, maka orang cerdas sudah mempersiapkan gayung untuk mandi dari rumah. Sedangkan orang cerdas gak akan membawa barang yang sulit dibawa seperti itu. Pada saat perkemahan nanti orang Cerdas akan mencari sampah aqua gelas untuk dijadikan gayung.
3. Bill Gates (microsoft), Dell, Hendri (ford), Thomas Alfa Edison, Liem Siu Liong (BCA Group), adalah orang-orang cerdas (tidak pernah dapat gelar S1,S2,dsb) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung kepada orang cerdas.
Contoh tadi tidak aku buat asal-asalan, tapi itu adalah contoh nyata yang pernah aku amati. Saat aku membuka kompas.com , aku membaca sebuah kisah orang sukses. Dia adalah Pak Samin, yang mantan tukang becak dan saat ini menjadi pengusaha yang memiliki 10 buah mobil dan 2 buah pabrik yang berdomisili di Cirebon. Pak Samin aku katakan orang yang cerdas. Kenapa? Karena ketika dia menjadi penarik becak dan mangkal di pangkalan depan pabrik garam, dia berfikir, sebaiknya saya melamar bekerja sebagai buruh pabrik garam tersebut dan belajar cara mengolah garam. Ternyata, di belakang rumah Pak Samin terdapat empang garam milik orang tuanya. Hanya 2 bulan dia bekerja disitu dan sudah mendapatkan ilmu pengolahan cara mengolah garam menjadi layak jual. Dalam waktu relatif tidak lama Pak Samin sukses menjadi pengusaha garam yang memproduksi berbagai macam jenis garam. Kecerdasan Pak Samin dan tentu usaha uletnya membuahkan hasil. Lambat laun usaha garamnya berhasil dan bahkan menolong sesama petani garam di sekitar kawasan Cirebon dengan membeli garam mentah mereka. Dari garam-garam mentah tersebut Pak Samin mendapat separuh dari keuntungan karena mengolah garam-garam tersebut menjadi siap pakai dan jual.
Jadi sekarang? Sudahkah kalian jadi orang CERDAS? Atau hanya sekedar PINTAR menghafal buku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar