bahwa aku memang tak pantas untukmu
dari awal sebetulnya aku harus sudah tau
betapa akan sia-sianya segala yang kulakukan untukmu
tapi sejujurnya aku memang sudah tau
dan batinku hanya menolak untuk menerima kenyataan
aku sendiri juga sepertinya berpura-pura tidak tau
walau kau sudah berulang kali memperingatkan
inilah akibatnya karena aku keras kepala
hati yang terjaga perlahan mulai tersakiti
mungkin aku hanya tidak terima saat kau bersamanya
seolah kau menyuruhku berbaring di peti mati
mungkin aku tidak akan sesakit ini
jika dia bukanlah temanku sendiri
tapi mau bagaimana lagi
jika itulah yang membuatmu bersenang hati
aku tidak pernah percaya pada pengkhianatan
aku tidak pernah percaya pada tikungan
tapi kau malah membuktikannya
hingga akhirnya aku percaya
lebih baik aku tidak pernah punya teman
dan bercengkerama dengan kesendirian
biarlah aku merasa kesepian
karena kesepian tidak pernah menyakitkan
saatnya sudah tiba
aku harus belajar mengikhlaskan
saatnya untuk melupakan semua
walau kutau ini amat menyakitkan
Oleh: Septian Arifandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar