About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Rabu, 28 Januari 2015

Friendzonologi

'Kita emang cocok, buat temanan..'

'Kamu emang teman aku yang paling perhatian deh.'

'Tau gak, kamu itu udah aku anggap lebih dari sekedar teman, udah kayak saudara sendiri.'

Pernah dengar kalimat-kalimat yang senada dengan itu gak? 

Kalau pernah, berarti tanpa sadar kalian udah dimasukkan dalam zona atau tempat yang lebih terkutuk daripada neraka jahannam. Namanya Zona Pertemanan atau kerap kali disebut Friendzone.

FRIENDZONE ???

APA ITU FRIENDZONE ???

Jika kalian menyangka bahwa Friendzone itu semacam produk minuman, kalian salah. Itu Mizone. Atau kalian menyangka bahwa Friendzone itu adalah sebuah situs berita, kalian keliru. Itu okezone. Atau ada yang menyangka bahwa Friendzone itu nama tempat clubbing, kalian salah. Itu oz... ah sudahlah.

Friendzone adalah situasi dan kondisi dimana kalian cuma dianggap teman sama kecengan atau gebetan kalian. Sebenarnya bila diperluas lagi pembahasannya, Friendzone bisa memiliki arti yang banyak, namun intinya sama, antara lain sebagai berikut:

1. Friendzone adalah keadaan dimana kamu hanya dianggap teman.
2. Friendzone adalah keadaan dimana kamu bisa sering jalan dan nonton berdua sama gebetan kamu dengan status bukan pacar.
3. Friendzone adalah keadaan dimana dada kamu sesak dan perih saat mendengar gebetan kamu sedang curhat tentang gebetannya.
4. Friendzone adalah keadaan dimana kamu selalu ada untuknya tapi tidak pernah dianggap lebih olehnya.
5. Friendzone adalah keadaan dimana kamu bisa selalu dekat sama gebetan kamu, tapi kamu nggak pernah bisa menggandeng tangannya.
6. Friendzone adalah keadaan dimana gebetanmu berani tampil apa adanya karena dia memang dia tidak punya rasa apa-apa kepadamu.
7. Friendzone adalah cinta satu pihak, sebelah tangan, dan tak berbalas.

Jika digambarkan pada suatu grafik mengenai dampak yang terjadi apabila seseorang dimasukkan dalam zona pertemanan (friendzone) maka akan terbentuk:


Dari grafik di atas, bisa kita simpulkan bahwa...

...semakin tinggi mental attractiveness (ketertarikan satu pihak terhadap pihak lain dalam hal sifat, bisa jadi karena dia ramah, pengertian, lucu, dsb) maka besar kemungkinan ia akan dimasukkan ke dalam Friendzone.

Sebaliknya, apabila semakin tinggi physical attractiveness (ketertarikan satu pihak terhadap pihak lain dalam hal fisik bisa jadi karena dia cantik, atau tampan), maka makin besar kemungkinan ia masuk ke dalam Dating Zone atau zona pacaran.

Ilmu yang mempelajari tentang zona pertemanan disebut juga Friendzonologi.

Orang ganteng, menawan, dan super jenius yang mempelajari Friendzonologi bernama Septian Arifandi.

Ehm.
 
Secara garis besar, berdasarkan subjek atau pelakunya Friendzone itu sendiri dibagi dua : Friendzone Aktif dan Friendzone Pasif.


1. FRIENDZONE AKTIF

Friendzone aktif adalah situasi dimana kamu adalah orang yang menyebabkan terjadinya friendzone. Artinya, kamu adalah orang yang menolak cinta gebetan kamu. Biasanya ini terjadi karena kalian udah terlalu dekat, jadi ya gitu, misalkan kamu jadian dan suatu hari putus, kamu gak rela kehilangan sahabat dan pacar sekaligus. Ada benarnya juga sih, walaupun kesannya jahat. 

Aku ingat pernah jadi pelaku friendzone. Waktu itu nyadar karena si doi udah ngode-ngodein buat nyuruh nembak, tapi ya karena akunya emang gak ada perasaan apa-apa ke dia ya gak nembak-nembak (bahkan menjauh) dan akhirnya dituduh PHP. Emang sih beberapa kali kami jalan berdua gitu, ya isenglah namanya. Aku juga gatau dia bisa sampai baper. Lagian, dia juga anak orang kaya dan high-class bingitz, beda jauh sama aku. Kena tiup AC dikit aja langsung pilek. Makanya mendingan enggak deh.

Pernah juga sekali lagi nge-friendzone-in orang karena pengen selalu dekat dengan dia tanpa harus berhasrat untuk memiliki seutuhnya. Karena emang udah terlalu dekat aja, nyaman, tapi gak mau kehilangan. Kayak yang aku bilang tadi. Kalau seandainya jadian, yang repot kan kita juga. Kehilangan pacar, sekaligus sahabat.
Gini nih....
Ada juga cerita dari teman aku yang sengaja masukin cewek-cewek yang lagi dekat dengan dia ke dalam Friendzone. Alasannya sederhana, biar bisa gonta-ganti cewek kesana-kemari tanpa ada rasa bersalah, semacam bebas. Katanya sih dia gak suka terikat dan diatur-atur gitu. Tapi aku malah ngeliatnya kayak om-om hidung belang yang sedang mencoba memuaskan birahi.

Teman aku yang cewek punya kisah lain lagi. Dia nge-Friendzone-in gebetannya cuma dengan alasan masih nunggu cowok lain. Yang ditunggu itu cowok yang gak jelas pula. Ibaratnya nih ya, dia ngebuang kucing mahal untuk melihara kecebong parit. Endingnya apa? Dia nyesel, karena si cowok-kecebong-parit gak kunjung peka dan dia patah hati. Aku jadi ingat satu quote di buku apa gitu yang kira-kira bunyinya gini: 'Kalau gak mau dibenci, jangan membenci. Kalau gak mau dimarahi, jangan suka marah-marah. Kalau gak mau patah hati, jangan..............'

2. FRIENDZONE PASIF

Friendzone pasif sedikit berlawanan dengan friendzone aktif. Jika yang aktif terkesan 'jahat' dan 'nyakitin', yang pasif justru terasa seperti 'terbuang' dan 'sia-sia'. Karena pasif, itu artinya kita berperan sebagai objek alias sasaran empuk friendzone.

Waktu SMA dulu ingat sih sempat di-friendzone-in dengan cara yang paling sakit dari semua kisah friendzone yang pernah ada. Pergi sekolah bareng, aku jemput ke rumahnya. Pulang sekolah juga bareng, aku antarin ke rumahnya. Eh tau-tau, pas malam Minggu, yang ngapel ke rumahnya justru bukan aku. Tapi orang lain!!! Ah elah bro, susahnya sama kita, senengnya sama orang lain. Ini bukan friendzone lagi namanya, tapi supir zone. 

Ada juga cerita aneh tentang friendzone pasif ala teman sekelas. Waktu itu dia nembak gebetannya, dan si gebetan bilang, 'Kamu tuh udah aku anggap kayak saudara sendiri, udah kayak kakak aku. Kamu itu terlalu dewasa buat aku.' Pada kasus ini aku nyadar, ada tingkat lain lagi dalam evolusi friendzone selain supir zone, yaitu kakak-adik zone. Abis kejadian itu, temanku yang tadi justru bingung dengan maksud ucapan si cewek. Saking herannya dia nanya-nanya ke aku, 'Masa sih aku terlalu dewasa, Ndi? Pas bayar tarif pangkas rambut aja, aku masih pakai harga remaja kok..'


Nah itu kira-kira pembahasan mengenai friendzone. Udahlah kalian ngaku aja, pasti pernah di-friendzone-in. Mungkin bisa jadi sering digituin? Jangan kecewa, siapa tau itu memang bakat kamu kan. Enak loh punya banyak teman. Tapi lebih enak lagi kalo punya banyak pacar...

Kalo ditanya gimana rasanya masuk ke dalam friendzone, jawabannya sederhana; asam-asam kecut, kayak ketek banci.

Konsep sederhananya gini, dia suka kamu, kamu gak suka dia = Friendzone. Dia gak suka kamu, kamu suka dia = Friendzone. Kamu suka dia, dia suka kamu = Dreaming zone alias JANGAN BANYAK NGAYAL DEH LO !!!

Konon katanya, Friendzone adalah tempat terbanyak yang dimasuki orang-orang di dunia. Jadi akan lebih baik bila kalian berhati-hati bila jatuh hati. Carilah resiko yang kecil dan peluang yang besar. Semakin high-class gebetan yang kamu kejar, maka semakin kecil peluang kamu mendapatkannya, dan sebaliknya. Oleh sebab itu, demi menghindari kemungkinan terburuk yang diakibatkan friendzone, alangkah lebih baik kamu gebet abang-abang Siomay daripada mengejar cinta Oom Pilot. Kalau abang Siomay-nya masih nolak juga, kamu pacari gerobaknya.


Demikian pokok bahasan mengenai Friendzonologi yang bisa saya sampaikan, semoga penjelasannya mudah dipahami dan saran-saran saya bisa bermanfaat. Saya, pakar Friendzonologi, Prof. DR. Septian Arifandi, S.Sstt, S.Teh Manis, M.SG, M.SS, pamit undur diri.

Wassalam.

2 komentar:

  1. Keren, teorinya. semoga terpampang dipelajaran sosiologi generasi mendatang kak. :D

    BalasHapus