Sesekali kita ngomong serius asik kali ya?
Ehm..
Waktu kecil dulu pasti gak asing dengan kalimat, 'Kamu kalau udah besar mau jadi apa?'. Kalimat itu bisa datang dari orang tua, sanak-saudara, guru-guru di sekolah, bahkan tetangga dekat rumah. Apa sih maksud dari pertanyaan itu yang sebenarnya? Apakah memang benar-benar pertanyaan, atau memang sekedar basa-basi aja.
Memang apa sih gunanya cita-cita? Mimpi? Harapan? Angan-angan?
Dari pandangan aku sendiri sih, impian, cita-cita, harapan dan semacamnya itu adalah sebuah tujuan, destinasi, ataupun target dalam hidup. Tanpa impian, hidup kita tanpa arah. Tapi apabila ada sesuatu target, harus, dan ingin kita capai, pandangan kita satu, jelas, dan terarah.
Umpamanya ketika kita disuruh pergi belanja untuk masakan, tapi kalian gak tau masakannya apa. Nah gitu. Di pasar bingung deh beli cabe atau enggak. Cabenya yang hijau atau merah. Cabe yang asli atau cabe-cabean. Kan gak tau, jadinya repot.
Begitu pula hidup ini. Kalau kita gak punya target, yang ada kitanya bakal repot sendiri tentang 'akan jadi apa kita nanti'.
Aku sendiri sebetulnya orang yang penuh ragu dan gak punya keyakinan tentang tujuan hidup. Aku gak pernah sekalipun punya cita-cita yang tetap. Waktu SD aku pernah punya cita-cita ingin menjadi detektif, pas SMP mau jadi Dokter, pas SMA mau jadi sutradara, dan sekarang... aku pengen jadi apa aja asal sampai mati hidup aku terjamin dari segi materi.
Entah kenapa semakin dewasa kita, keinginan-keinginan seakan menjadi lebih masuk akal tapi sulit digapai. Padahal aku sendirinya juga tau, bahwa untuk mendapatkan pencapaian yang besar, harus ada pengorbanan yang besar.
Kalau udah ngomongin masalah karir dan masa depan gini aku biasanya malah jadi super labil. Terlebih kalo udah ngeliat teman-teman di sekeliling udah bisa ngebanggain orang tua sendiri dengan karir ataupun cita-cita yang sudah berhasil dicapai. Padahal pas masih jaman sekolah, teman-teman kita yang udah melakukan pencapaian besar itu gak ada apa-apanya dan gak pantas diperhitungkan, kalau kata guru-guru. Soalnya guru bilang kalau mau jadi orang hebat harus belajar yang rajin, dapat nilai tinggi. Nyatanya?
Tidak.
Nilai di sekolah sama sekali tidak mempengaruhi jenjang karir kita nanti. Seperti kata Deddy Corbuzier berikut ini.
Nyatanya, pada detik ini, teman-teman aku yang sudah melakukan pencapaian besar menggapai cita-cita mereka adalah dari golongan teman-teman yang nilai di sekolahnya tidak terlalu tinggi. Bahkan sebaliknya, teman yang dulunya juara umum di sekolah, justru biasa aja sampai sekarang. Gak ada pencapaian apapun.
Teman waktu SD dulu, yang tinggal kelas satu kali, sekarang udah jadi polisi. Teman dekat lainnya, yang kerjanya dulu di sekolah ngecengin cewek-cewek cantik di sekolahan, sekarang udah jadi atlet tim nasional Indonesia. Teman yang lain lagi, tukang heboh tiap kali ngumpul, sekarang udah bisa buka toko sendiri. Teman yang mafia dulu pas SMP-SMA, kerjanya diteror guru, berantem sama teman, sekarang udah jadi pegawai swasta di salah satu perusahaan besar di Riau. Teman yang dulunya pas di sekolah di-bully, dikucilkan, sekarang udah ngalahin aku buat jadi pegawai Pertamina.
Kadang, kalau udah ngeliat teman-teman kerja di sana, di sini, perusahaan ini, perusahaan itu, karirnya cemerlang, bisa menghasilkan uang sendiri, aku jadi ngerasa, "Aku kok belum bisa apa-apa ya?"
Aku bingung, mau mengejar apa dulu dalam hidup. Bingung, karena gak pernah punya target apapun. Setiap bikin target, adanya malah mundur lagi, gak yakin dengan apa yang udah aku kerjain, ujung-ujungnya, mulai dari awal lagi, bermimpi lagi, kerja keras lagi. Gitu aja terus.
Sekarang, sampai detik ini, aku masih belum tau tujuan aku kemana. Pengen rasanya ketika bangun pagi, udah tau harus ngerjain apa lagi. Fokus pada satu target, tanpa liat kiri-kanan lagi, langsung tancap gas sampai tujuan. Pengennya sih gitu..
I think, i must look for my real potential first.
Tapi, aku yakin, suatu saat nanti, bakal ngelakuin sebuah hal besar, pencapaian tak terbayangkan sebelumnya, sehingga saat itu terjadi semua mata dari teman-teman akan melihatku lalu bilang, "Oh itu Andi, temanku dulu. Hebat ya dia sekarang.." lalu diikuti senyum bangga dan tepuk tangan yang riuh.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar