Kemarin pas lagi twitter-an, secara kebetulan nemuin ide buat postingan yang baru. Setelah dua minggu gak ada ide yang menarik, berkat satu tweet berhasil memberikan ide sampai akhirnya postingan ini dibuat. Bunyi tweetnya begini:
Pasti teman-teman pembaca yang tau kisah aku bakal ngomong dalam hati, "Oh si Andi curcol...", ya kan? Ya kan? Sialan. Jangan salah sangka dulu dong. Kalau kalian mikir aku curcol, berarti kalian...
..hebat. Hebat bisa betul gitu nebaknya.
---skip---
Ehem.
Jaman sekarang tu ya kalo pacaran gak ada konflik sama pasangan, ya konfliknya datang dari orang lain. Bisa jadi dari permasalahan tikung-menikung teman sendiri, sampai ke masalah gak dapat restu dari orang tua. Karena masalah tikung menikung sudah pernah di jelaskan di postingan 'ini' jadi kita bakal bahas konflik percintaan karena terhalang orang tua.
Namanya juga kisah cinta ya, pasti lah ada lika-likunya, gelombang-gelombangnya, lubang-lubangnya, kayak jalan Sudarso gitulah. Kadang bisa kita lewatin dengan baik, kadang kebablasan juga sampai akhirnya jatuh dan terluka. Beberapa masalah yang gak bisa kita lewatin itu salah satunya masalah restu orang tua. Biasanya yang sulit ngasi restu itu orang tuanya si cewek. Entah itu karena kamu pengangguran, atau tampangmu kayak preman, yang jelas dia gak suka kalau kamu memacari anaknya.
* * *
Aku ingat waktu pertama kali main ke rumah (mantan) pacar. Waktu itu aku dan pacar cuma ngobrol sebentar aja di luar rumah deket pagar. Jadi pas lagi asik-asik cerita, tetiba aku sadar ada kayak sorotan laser berwarna merah yang tepat mengarah ke dada kiri aku. Semakin aku perhatikan, di atap rumah pacar ada seseorang yang dalam posisi tiarap, dan dia sedang memegang sniper. Pas aku tanya ke pacar, katanya itu bapaknya. Dengan nada memperingatkan, pacar bilang, "Selangkah lagi kamu mendekat, kamu tidak akan pulang hidup-hidup!" Lalu perlahan aku melangkah mundur, selangkah demi selangkah. Memang sih waktu itu jarak kami agak berdempetan. Ada lah sekitaran satu setengah kilometer.
Memang kalau orang tua pacar gak suka sama kita, hubungan susah berjalan dengan baik. Sebaliknya kalau orang tuanya terbuka dengan kita, malah justru menjadi penambah kelanggengan hubungan itu sendiri.
Misalnya pas momen-momen dimana mama nanya , "Si 'Anu' mana sih kok gak main ke sini lagi?' atau 'Eh mama udah sengaja masak lebih, kamu ajakin 'anu' ke sini ya.'
Dulu, aku pernah sih dapat momen 'dibicarain' orang tua pacar tentang hal semacam itu, tapi dengan versi beda.
Kayak, 'Eh si Andi udah gak pernah main ke sini lagi ya? Pantesan adek kamu udah jarang kesurupan lagi.' atau 'Eh mama udah sengaja masak lebih nih, tapi tadi malah ketumpahan baygon. Kamu kasi Andi aja ya."
* * *
Aku kasih tau ni ya buat yang cewek, laki-laki itu kalo udah dikasi kepercayaan sama orang tua pacarnya pasti bakal mikir dua ribu kali buat ninggalin cewek. Makanya, kalo kalian yang cewek pengen punya hubungan langgeng, kalian kompromi dulu deh sama orang tua. Boleh dibuktikan, tanya deh sama teman-teman yang hubungannya langgeng, mama/papanya open gak sih sama cowoknya? Sembilan puluh tiga persen pasti akan menjawab "Iya, papa-mamaku open kok." Silahkan..
Terus untuk kalian para cewek khususnya yang keseringan nonton film drama Korea, FTV, dan aneka tontonan romantis tingkat khayalan lainnya, aku ingatkan berhentilah berkhayal mendapatkan keromantisan dan kejutan-kejutan dari pacar kalau orang tua kalian aja gak suka sama dia. Hentikan imajinasi kalian tentang pacar yang gak hanya sekadar ngingatin 'Jangan lupa makan', melainkan tiba-tiba udah di depan rumah bawain makanan. Hentikanlah. Karena kalau orang tua kalian aja gak restu, pas dia datang ke rumah dengan sejuta kejutan, bukannya malah happy ending yang kalian dapat, tapi justru sad ending, alasannya jelas karena si pacar gak sengaja nginjak ranjau bom yang ditanam orang tua kalian di halaman rumah.
Sebenarnya ada banyak kendala lainnya yang bakal ditemui kalau cinta terhalang restu orang tua. Contoh simpelnya adalah gak-bisa-jemput-pacar-di-rumah.
Kalau mau pergi jalan susah banget. Kalo gak bawa kendaraan masing-masing, ya mesti jemput secara diam-diam. Mentok-mentok juga jemput di simpang jalan. Sekarang sih gak masalah banget, tinggal PING pacar dari simpang kalo udah nyampe, langsung angkut. Coba bayangin jaman dulu gaada henpon. Masa' iya mesti ngirim surat dulu. Suratnya nyampe seminggu kemudian. Itu keburu si cowok yang nungguin di simpang udah bisa bikin usaha ojek sendiri baru deh pacarnya dateng.
Bisa sih pakai cara lain, yaitu dengan mengajak teman pacar untuk kompromi. Jadi ntar dia yang nolongin si pacar buat lolos dari orang tuanya. Tapi cara ini sedikit memakan energi dan menguras dompet. Ya iyalah, teman pacar gak mungkin nolong secara cuma-cuma. Minimal disogok martabak keju-coklat juga.
Buat kamu yang gak tau ciri-ciri orang tua pacar gak suka sama kamu, aku kasi tips mengenali tanda-tandanya.
Pertama, seperti yang udah aku sebutin tadi. Kalau main ke rumah pacar, selalu waspada dari segala arah. Siapa tau bapakya pacar sedang mengintai dengan siaga melalui teropong sniper-nya. Biar aman, pakailah jaket anti peluru.
Kedua, jika orang tua pacar tidak mau menatap kamu, itu berarti dia tidak restu. Tapi sebelumnya kamu harus memastikan bahwa kamu telah menon-aktifkan mata sharingan kamu. Jika belum, maka mungkin itulah alasannya kenapa dia tidak mau menatap kamu. Namun, jika dia masih tidak mau menatap kamu, coba instrospeksi diri lagi. Siapa tau kamu berpenampilan tidak layak, misalnya bergaya ala makhluk astral yang kasat mata.
Ketiga, kalau sedang ngapel, kenali tanda-tanda lewat minuman apa yang disajikan untuk kamu:
1. Air sirup: kamu direstui.
2. Air putih: kamu masih diuji coba.
3. Air ludah: mending kamu pulang aja.
Tapi kalau kamu masih bandel dan ingin ngapel, terpaksa pakai cara terakhir. Ngapel-lah memakai kostum wanita. Dijamin berhasil. Tapi aku mohon, kalau udah memakai kostum ini, tolong hilangkan hasrat kalian untuk mangkal dan menawarkan burit di lampu merah. Tolong.
* * *
Berdasar dari hal-hal tersebut, sebetulnya balik lagi kepada pribadi kita masing-masing. Jangan cepat menyerah, buktikanlah bahwa kamu layak untuk anaknya. Memantaskan diri agar 'dipilih' adalah satu-satunya cara mendapatkan restu. Tapi balik lagi pada pertanyaan,
"Maukah kamu berjuang?"
mantappp Septian Arifandi, ini gk sindir kisah bg sendiri kan??? ;*
BalasHapusMakasihh.. sebenarnya terinspirasi dari situ :))
BalasHapus