Pada pertemuan yang teramat singkat tadi, ingin kusematkan degup jantungku yang berpacu dengan gelak tawa yang bersemayam di sudut pipimu.
Banyak yang ingin kusampaikan, namun lidahku tak mampu menemukan satu katapun yang setara dengan keindahanmu.
Mungkin aku terlalu ciut hati untuk bersamamu, tapi kata mereka kamu jadi lebih banyak tersenyum karena aku.
Mereka bertanya seperti apa rasanya beradu pandang dengan orang yang selama ini hanya kukagumi dalam jarak.
Aku jawab, seperti ada kupu-kupu merah muda beterbangan di sekitar pundakku, lalu perlahan semua yang berada di sekelilingku tampak buram, dan anehnya hanya kamu yang tampak jelas di mataku. Semuanya menjadi hening, dan hanya ada suaramu disertai beberapa kali suara hembusan angin yang melewati sela-sela rambutmu.
Langkah-langkah lambat kita terasa begitu romantis kala cahaya senja mulai menerobos pelupuk matamu. Kamu mulai menghindari cahaya jingga itu dengan kedua telapak tangan. Suhu memang begitu panas, tapi entah mengapa langkahku gemetar.
Aku rasa aku terlalu gugup ketika berdua denganmu saja, tapi yang jelas aku sangat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar