Hellowz Allz...
Jujur
aja, aku termasuk orang yang bener-bener cuek dalam segala hal. Bahkan dalam urusan keluarga sekalipun.
Mamaku
juga udah sering banget ngomel dan nasehatin kalo aku harus berubah
dalam urusan keluarga. Dulu mama pernah bilang gini, "Jadi orang jangan terlalu cuek,
setidaknya kasi perhatian ke sekitar. Minimal ke keluarga sendiri."
Kalau ada keluarga yang lagi susah, sakit, atau
butuh bantuan, mesti aku utamain. Jangan hal-hal lain dulu. Keluarga
nomor satu. Itu pesannya selalu.
Yep, beliau ngomong gitu ke aku karena aku gak pernah peduli sama
siapapun, termasuk ke keluarga sendiri. Saking gak pedulinya, ada
keluarga yang masuk rumah sakit atau meninggalpun aku gak pernah
nengokin alias bodo amat.
Aku bukan tipe yang bisa kenal-dan-dikenal oleh keluarga besar. Aku ini tipe manusia yang 'wajah mungkin dikenal, tapi
namanya engga' di keluarga. Anggota keluarga mungkin tau aku ini
keluarga mereka ya karena sering ketemu di acara arisan keluarga, tapi
mereka gak tau aku ini keturunan sebelah mana, dan anak siapa. Kalaupun
tau, pasti juga gak kenal nama aku siapa. Hanya sekedar tau wajah. Udah.
Berbanding
terbalik dengan aku, bang Jefri (abangku) sangat mengenal dan dikenal
keluarga dengan sangat baik. Siapapun keluarga yang butuh bantuan atau
kesulitan, dia paling pertama untuk membantu. Dia ini tipe orang yang paling perhatian terhadap siapa saja. Murni
sifat turunan mama sih, makanya gitu.
Karena ketidakpedulian aku inilah yang menjadi faktor mama mengusulkan diadakannya arisan
keluarga yang ditujukan sebagai sarana kita saling silaturahmi secara
konsisten dan gak mesti nunggu Idul Fitri doang. Sebulan sekali tiap awal
bulan.
Awalnya, aku males datang. Tapi sebelum jadi durhaka dan terkena jurus rasengan mamah dedeh, aku lebih baik nurutin aja buat ikut.
Nah
dari sini aku mulai mengenal dan menghafal-hafal nama om dan tanteku, terus sepupuku
juga, dan mulai bertanya-tanya silsilah keluarga besar ini. Misal om ini
sodaraan sama siapa sih, atau tante ini adik-beradik dengan siapa,
intinya sih lebih memahami keluarga besar ini dengan silsilahnya
sekalian.
Pada suatu ketika, aku datang ke arisan
keluarga sementara abangku enggak. Dalam sehari itu aku bisa mendapat
pertanyaan yang sama puluhan kali.
"Jefri mana? Kok gak datang?"
HHHHHH...
Nah
ternyata, gak selamanya aku bisa cuek kayak gitu..
Seperti halnya dunia
avatar Aang yang berubah setelah diserang negara api, dunia aku juga berubah semenjak abang
aku menikah. Kenapa?
Karena
dia udah punya keluarga baru sendiri, prioritas utama justru
keluarganya, dan untuk menjadi salah satu anggota keluarga yang selalu
sedia, selalu ada, dan selalu bisa, hampir tidak mungkin lagi. Kesibukan dan perubahan prioritas baru ini yang ngebuat aku
mendapat imbasnya.
Sebagai anak kedua, dan dalam keluarga besar aku ini anak lelaki tertua kedua setelah abangku dan menjadikan tanggung jawab yang dikerjain (dulu) sama abangku, otomatis berpindah ke aku.
Well, mau nggak mau aku ngejalanin itu.
Awalnya maleeeeeees banget.
Tapi
karena keseringan akhirnya kebiasa. Awalnya yang ngelangkah aja beraaat
banget buat ngebantuin eh berubah jadi ikhlas-ikhlas aja. Bisa karena terpaksa.
Hal kedua yang mengubahku menjadi sosok 'Family Man' adalah saat dimana aku KKN di Bengkalis.
Berada di kampungnya mama yang notabene
aku gak kenal-kenal banget keluarga di sini, rasanya sulit. Karena terjerat kondisi
yang memaksa, akhirnya aku memberanikan diri aja sok kenal dan sok dekat
di keluarga yang di sini. Eh ternyata mereka gila baik banget sambutannya
sama aku dan hangat banget. Gatau deh kenapa. Selama dua bulan di
Bengkalis aku jadi hapal dan dekat banget sama keluarga di sini. Sampai
akhirnya aku harus balik lagi ke Pekanbaru dan pisah, dan sampai sekarang masih sering nanyain kabarku. Kalo ketemu di acara pesta pernikahan salah satu keluarga pada heboh semua pas ketemu aku.
Untuk hal ini,
abangku kalah, karena dia gak begitu dekat dengan keluarga kami yang di
Bengkalis, nah artinya aku udah maju satu langkah.
Waktu
di Bengkalis inilah aku belajar, ketika berada di tempat yang asing,
yang harus kita temukan pertama kali itu adalah keluarga. Karena dalam
kondisi apapun, keluarga akan selalu menolong kita, sementara
teman-teman belum tentu. Keluarga adalah kumpulan orang-orang terdepan yang
paling peduli sama kita.
Tadinya aku mempersembahkan postingan tentang keluarga ini untuk merayakan kelahiran anggota keluargaku yang baru. Yep, kelahiran Navisha Asyila Azkadina, anak pertama bang Jefri, ponakan pertamaku, cucu pertama kedua orangtuaku, dan cicit pertama nenekku. Heuheuheu. Let me introduce you to the world, Visha!!!
Tadinya sih gitu doang niatnya.
Tapi sebuah ujian datang dari keluarga kami. Oom tertuaku dua hari lalu diserang stroke berat dan gak bisa ngapa-ngapain, bahkan ngomong aja gak bisa. Yaa aku meminta doa kesembuhan juga atas penyakit oomku ini dari semua yang baca. AAAMIIIN..
So, the point of writing this is to prove my words:
"...Karena dalam
kondisi apapun, keluarga akan selalu menolong kita, sementara
teman-teman belum tentu. Keluarga adalah kumpulan orang-orang terdepan yang
paling peduli sama kita."
Yep tepat di hari jatuh sakitnya omku itu yang menolong pertama kali keluarga. Mereka adalah orang-orang terdepan dalam tiap musibah. Dalam sekejap semua anggota keluarga dari luar kota pun langsung bisa berkumpul di hari yang sama. Aku merasa bahagia menyadari bahwa keluargaku mempunyai prinsip family first dan gak ada tuh yang kayak gak bisa nengokin karena urusan kerjaan. Bahkan ada yang ngambil cuti buat ambil giliran jagain di rumah sakit karena yunolah sakit stroke gabisa ngapa-ngapain. Istri sama anaknya yang baru 6 tahun mana sanggup ngejagain 24 jam kalau gak ganti-gantian kan.
Jadi, udah dapat pembelajaran hari ini kan?
ALWAYS PUT YOUR FAMILY IN THE FIRST PRIORITY GUYS!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar