About Me

Foto saya
Hanya orang biasa yang menyempatkan untuk berkarya.

Jumlah yang sudah singgah

Kamis, 24 Mei 2018

Ramadhan 1439 H

Hellowz Allz...

Selamat menunaikan ibadah puasa ya.

Mumpung lagi bulan Ramadhan aku mau nulis sesuatu yang berbau religius ah sedikit. Jarang-jarang kan?

Ehem jadi begini. Lebih kurang sebulan yang lalu, aku dimintai tolong sama oomku buat nyupirin ke luar kota. Nah berhubung lagi gak ada kegiatan karena baru siap ujian proposal dan belum mulai bimbingan skripsi, aku ok-in aja.

Jadi layaknya sebuah perjalanan ke luar kota yang pastinya memakan waktu yang tidak sebentar, otomatis ada melewati waktu-waktu shalat wajib saat kita sedang di jalan. Kebetulan saat itu adalah waktu shalat Maghrib. Jadi kami memutuskan untuk berhenti di mesjid terdekat.


Sebenarnya gak ada hal yang spesial saat itu. Setelah shalat kami melanjutkan perjalanan lagi seperti biasanya.

Beberapa kilometer sesudahnya tetiba oomku ini nyeletuk, "Percaya gak sama yang namanya pertolongan Allah?"

"Hmm. Percaya."

Oomku diam sejenak. Lalu lanjut berbicara setelah beberapa detik kemudian. "Banyak orang yang gak percaya sama pertolongan Allah. Karena apa? Karena tiap kali mereka meminta, berdoa, memohon, tapi tidak ada satupun yang terkabul."

"Terus mereka jadi gak percaya dan malas?" tanyaku.

Oomku mengangguk. "Allah mau ngabulkan permintaan hamba-Nya kan juga ada kriterianya."

"Gimana?"

"Coba introspeksi diri sendiri. Udah layak gak meminta pertolongan Allah? Dengan cara apa kita tau kita layak atau tidak? Ya coba ingat lagi, shalat kita udah betul belum? Masih tinggal-tinggal gak? Udah lengkap lima? Kalau belum ya dilengkapkan, kalau sudah, ya mungkin lima aja belum cukup, perlu ditambah lagi."

"Hmm iyaya.."

"Jadi dulu om kan waktu zaman seumur kau gini lah.." ia membuka cerita.

"Dulu, waktu zaman kuliah, om dulu selalu mengusahakan agar shalat lima waktu itu gak tinggal. Kalau perlu di mesjid. Dampaknya apa? Atas izin Allah kuliah om dimudahkan, terlepas dari kehidupan yang kalau bisa om bilang ya, uang aja waktu itu susah, tapi selalu ada jalannya sampai akhirnya om kuliah lancar sampai wisuda."

Ya, kalau aku melihat lagi dan menelusuri ucapannya, aku yakin beliau tidak bohong. Mamaku pernah cerita kalau keluarga kami bukanlah keluarga yang mampu, tapi setidaknya cukup. Mamaku bilang kalau dipikir-pikir logika, omku ini gak terbayar uang kuliahnya. Jadi istilahnya kalau dipikir-pikir akal kita, mustahil bisa kalau tanpa pertolongan Allah. 

Tapi nyatanya berhasil kan?

"Terus setelah tamat kerja, Om kan nyari-nyari kerja. Alhamdulillah di mana letak lamaran, tau-tau dipanggil aja. Zaman sekarang susah cari kerja, zaman dulu pun begitu juga. Kalau bukan Allah yang membantu siapa lagi."

Aku mengangguk-angguk. Memang kalau udah urusan rezeki kan cuma Allah yang mengatur. Istilah zaman sekarang, kalau gak pakai orang dalam susah dapat kerja. Udah ada pun orang dalam, masih susah juga.

"Amalan om dari dulu yang sampai sekarang masih belum pernah berhenti adalah shalat dhuha sama shalat tahajud. Kalau mau belajar, cobalah dhuha dulu, andai kata susah bangun buat tahajud kan. Percayalah, insyaAllah ada aja pertolongan." ujarnya dengan semangat.

"Terus sedekah juga. Jangan takut miskin, jangan pelit. Gak ada cerita orang gara-gara sering sedekah jadi miskin. Gini.. kalau mau nunggu kaya dulu baru rajin sedekah, terus kalau gak kaya-kaya gimana dong? Intinya mau beramal gak harus nunggu kaya. Balasan Allah ada kok."

"Om kan ngomong gini bukan dongeng, ini fakta, om sendiri yang ngalamin. Orang kan gak percaya karena gak pernah ngalamin. Ingat Allah itu gak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat."

Aku sendiri punya pengalaman unik juga. Jujur beberapa bulan belakangan aku sempat frustrasi dengan proposal skripsi ku yang gak kunjung di-acc untuk bisa maju seminar. Di kala teman-teman cuma satu kali dua kali revisi udah bisa diajukan untuk seminar, aku harus merevisi sampai enam kali baru bisa seminar. Tiga kali lebih keras usahanya dari orang-orang pada umumnya.

Aku sempat putus asa, ke mana lagi harus minta tolong, apa ada cara lain agar bisa digampangkan. Kenalan di fakultas ini gak ada, orang dalam yang kuat gak ada, dan gak punya keluarga yang jadi dosen juga di sini. Terus di kala bantuan manusia gak ada, sama siapa lagi mau meminta tolong?

Kenapa aku gak mencoba minta bantuan Allah? Bukankah yang bisa melembutkan hati dosen-dosenku ya Sang Pemilik-Nya sendiri? Lalu aku nyoba introspeksi diri, apa ibadah aku belum pas ya. Setelah aku perbaiki shalat, aku nyoba untuk belajar lebih banyak, rajin ke mesjid terus ikut dengar ceramah rutin, hingga pada akhirnya aku ditolong hingga seminar.

Keajaiban itu nyata. Begitu nama penguji keluar Alhamdulillah, berkat doa selama ini aku gak dikasi penguji yang killer. Pas ujian kayaknya muluus banget, gak menegangkan sama sekali, gak ada dibentak, cuma ketawa-tawa, enteng banget gak banyak dicecar pertanyaan sama penguji dan secara menakjubkan kelar dalam kurang dari lima belas menit. Berasa gak ujian.

Semoga untuk ke depannya dilancarkan selalu. Aku selalu berdoa, dan semakin percaya bahwa pertolongan Allah itu ada.

Kalau teman-teman yang membaca ini masih meragukan itu karena doa kunjung tidak dikabulkan, coba periksa, perintah Allah udah dilaksanakan dengan baik belum?

Sekian dulu semoga bermanfaat. Sekali lagi selamat menunaikan ibadah puasa, semoga berkah, Aaamiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar